Berita Terkini Nasional

Tabung Elpiji Meledak di Pondok Cabe Tangsel, 8 Rumah Rusak dan 7 Orang Luka

Ledakan terjadi di kawasan permukiman Jalan Talas II, Kelurahan Pondok Cabe Hilir, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (12/9) pagi, pukul 05.20 WIB.

Editor: Teguh Prasetyo
Kompas.com/Hafizh Wahyu Darmawan
RUMAH HANCUR - Penampakan rumah di Tangsel usai ledakan, pada Jumat (12/9) pagi. Ledakan akibat tabung elpiji itu menyebabkan sejumlah rumah hancur dan beberapa warga mengalami luka-luka. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Sebuah ledakan terjadi di kawasan permukiman Jalan Talas II, Kelurahan Pondok Cabe Hilir, Kota Tangerang Selatan, Banten, Jumat (12/9) pagi, sekitar pukul 05.20 WIB.

Peristiwa tersebut mengakibatkan sejumlah rumah hancur dan beberapa warga mengalami luka-luka.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, bagian depan salah satu rumah tampak jebol, menyisakan tembok berwarna oranye dan hijau dengan retakan besar.

Selain itu, atap dan balok kayu rumah tersebut runtuh menimpa lantai, sedangkan pintu serta jendela terlepas dan berserakan di tanah.

Puing-puing berupa bata, semen, dan rangka kayu juga berserakan.

Area sekitar lokasi ledakan telah dipasangi garis polisi.

Di depan reruntuhan, sejumlah petugas kepolisian tampak memeriksa kondisi bangunan sekaligus meminta keterangan warga.

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang menyampaikan, ledakan yang terjadi mengakibatkan delapan rumah warga rusak.

“Rumah yang rusak terdampak itu ada total ada delapan rumah, empat rumah itu mengalami kerusakan yang berat, kemudian empat rumah mengalami kerusakan yang ringan,” ujar Victor, Jumat (12/9/2025).

Selain kerusakan rumah, ledakan juga melukai tujuh warga.

Dari jumlah tersebut, tiga orang masih dirawat intensif di rumah sakit, sedangkan sisanya sudah diperbolehkan pulang.

“Total ada kurang lebih tujuh korban luka, di mana dari tujuh tersebut ada tiga korban yang sementara dirawat intensif di rumah sakit. Kemudian yang untuk empat korban lainnya sudah dirawat, sudah diperiksakan kesehatan. Saat ini sudah diizinkan untuk rawat jalan oleh tim dokter dari rumah sakit,” kata Victor.

Sementara Ketua RT 03 Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Astiawati mengatakan, dalam kejadian ini total ada tujuh korban luka-luka.

Dari jumlah korban tersebut, empat di antaranya merupakan satu keluarga, termasuk seorang balita berusia satu setengah tahun yang turut menjadi korban.

"Pak Agus, Ibu Rini, Rizky Aditya sama Intan itu (satu keluarga)," kata Astiawati saat ditemui, Jumat (12/9/2025).

Sedangkan satu korban lainnya, yakni seorang ibu yang sedang hamil, juga mengalami luka di bagian kepala akibat tertimpa asbes saat ledakan.

"Nah kalau Ibu Emi yang sedang hamil itu dia tertimpa asbes sehingga kepalanya bocor, tapi Alhamdulillah kondisi kehamilannya aman," ujar dia.

Menurut Astiawati, ada satu korban yang mengalami luka bakar paling parah.

"Yang lebih parahnya lagi itu Pak Agus. Pak Agus dia itu hampir 99 persen luka bakarnya," ucap dia.

Astiawati menjelaskan, sebagian besar korban saat itu sedang berada di dalam rumah ketika ledakan terjadi.

"Kalau Ibu Rini-nya di kaki sama di kepala, Bu Taslimah di kepala sama bahu karena dia kan kena reruntuhan tembok," lanjut dia.

Sementara seorang warga bernama Irma (bukan nama sebenarnya) yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian mengatakan, ledakan mengagetkan semua warga.

"Itu rumah tapi emang berdempetan. Tiga rumah emang berdempetan-dempetan. Kayaknya rumah dijadikan satu gitu, ya. Rumah lama satu itu dijadikan dipetak-petak," katanya.

Menurut Irma, suara ledakan terdengar aneh dan berbeda dari biasanya.

"Suaranya jauh ke mana-mana. Bukan kayak yang nyaring. Kayak yang dari bawah tanah gitu, tapi bukan yang nyaring banget, ya kayak mendem gitu suaranya, ya," ujar Irma.

Ia menambahkan, meski rumahnya berjarak tidak begitu dekat dari titik ledakan, plafon di rumahnya ikut terkena dampak.

"Ini aja rumah saya, tuh. Turun semua itu, kotoran dari atas dari plafon-plafon. Kalau yang dekat (lokasi) malah plafonnya pada hancur. Kita agak berapa meter, kan, ya. Cuma kotoran-kotorannya pada jatuh," imbuhnya.

Polisi memastikan ledakan yang terjadi bukan disebabkan bom maupun jenis bahan peledak lainnya.

Hal itu disampaikan Komandan Satuan Gegana Sat Brimob Polda Metro Jaya Kompol Nofriyansah usai melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP).

"Setelah dilakukan sterilisasi di TKP, tidak ditemukan unsur bom atau bahan peledak lainnya," jelas Nofriyansah kepada wartawan, Jumat.

Ia menjelaskan, pemeriksaan di lokasi turut melibatkan sepuluh personel dari Unit Penjinak Bom (Jibom) Polda Metro Jaya.

Selain itu, tim khusus dari Satuan Kimia, Biologi, Radioaktif, dan Nuklir (KBRN) juga diturunkan untuk memastikan ada atau tidaknya kandungan zat kimia berbahaya di sekitar titik ledakan.

“Kami juga mengerahkan tim KBRN untuk memastikan adanya kandungan kimia,” katanya. “Selain itu, alat deteksi bahan peledak turut digunakan, dan hasilnya tidak ditemukan adanya unsur peledak,” tambah dia.

Berdasarkan hasil penyelidikan Detasemen Gegana Brimob Polda Metro Jaya, sumber ledakan diduga berasal dari tabung elpiji.

Nofriyansah menjelaskan, hasil olah TKP menunjukkan bahwa ledakan dipicu akibat akumulasi gas dalam ruangan tertutup yang tersambar percikan api.

“Hasil olah TKP menunjukkan, ledakan gas disebabkan oleh akumulasi gas dalam ruangan tertutup yang terpicu percikan api,” kata Nofriyansah.

Ia menambahkan, pihaknya menemukan sejumlah kondisi yang memperkuat dugaan tersebut, mulai dari regulator gas dalam keadaan rusak dan dililit isolasi hitam.

Ia juga menyebut tabung gas elpiji 12 kilogram dalam kondisi kosong, serta tuas kompor gas yang masih berada dalam posisi ON.

“Tim menemukan regulator gas dalam keadaan rusak dan dililit isolasi hitam, tabung gas 12 kg dalam keadaan kosong, serta tuas kompor gas dalam posisi ON,” pungkasnya.

(tribunnetwork)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved