Berita Terkini Nasional

Balita Terjebak 2 Hari Bersama Jasad Ayahnya, Tangisan Tak Digubris Tetangga

Balita berusia 4 tahun selama dua hari penuh menangis di samping jasad ayahnya yang sudah terbujur kaku.

Editor: Kiki Novilia
Kolase Instagram
BALITA TANGISI AYAH - Tangkapan layar proses evakuasi pria meninggal dunia di Indramayu, Kamis (11/9/2025). Balita berusia 4 tahun selama dua hari penuh menangis di samping jasad ayahnya yang sudah terbujur kaku. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, IndramayuBalita berusia 4 tahun selama dua hari penuh menangis di samping jasad ayahnya yang sudah terbujur kaku. Ia menangis sendirian tanpa bantuan dari kerabat maupun tetangga. 

Peristiwa memilukan ini terjadi di Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Kamis (11/9/2025). Kisah tersebut sontak menarik perhatian warganet. Banyak yang heran mengapa tidak ada tetangga yang menolong anak Mugiono yang sudah dua hari menangis.

Menurut sebuah postingan di akun Instagram andreli_48, ada tetangga korban yang memberikan penjelasan. Mereka mengira tangisan anak itu karena rindu pada ibunya yang bekerja di Hongkong, apalagi istri Mugiono dikabarkan baru satu minggu berangkat ke luar negeri.

"Jadi selama 2 hari si anak ini nangis terus nggak ngerti kalau bapaknya sudah meninggal, si anak ini kalau laper cuma makan snack yang ada di rumah," tulis postingan di akun andreli_48, dikutip Tribunjabar, Minggu (14/9/2025). 

Kabupaten Indramayu adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Indramayu, Indramayu sebagai pusat pemerintahan, titik keramaian yang ada di Indramayu terletak di Jatibarang. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang, serta Kabupaten Subang di barat. Kabupaten Indramayu terdiri atas 31 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 313 desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Indramayu, yang berada di pesisir Laut Jawa.

Kecurigaan Ibu

Hal ini bermula saat sang ibu, Wati, yang bekerja sebagai TKW di Hongkong merasakan hal janggal. Ia mengaku sulit menghubungi ayah sang bocah, Mugiono (32).

Karena khawatir terjadi sesuati, ia pun menghubungi kakaknya, Tarsudi, untuk mengecek kondisi Mugiono dan anaknya di rumah. Tarsudi pun mendatangi Mugiono sekitar pukul 10.00 WIB.

Saat didatangi Tarsudi, rumah Mugiono nampak sepi dan terkunci dari dalam. Paman bocah itu kemudian mencoba memanggil Mugiono, namun tak mendapat jawaban.

Dari dalam rumah, terdengar tangisan keponakannya. Tarsudi pun mencongkel jendela untuk memastikan kondisi di dalam rumah. 

Sontak, ia terkejut melihat tubuh Mugiono sudah terbujur kaku di atas ranjang. Sementara keponakannya histeris di samping jasad ayahnya. Atas penemuan tersebut, Tarsudi bergegas melapor ke Polsek Juntinyuat.

"Saat ditemukan anak tersebut sedang menangis dan ayahnya meninggal dunia di atas ranjang dengan posisi telentang," ujar Kapolsek Juntinyuat, Iptu Trio Tirtana.

Setelahnya, Tarsudi lantas membawa anak korban dan menitipkannya ke warga. Tarsudi buru-buru mengabari keluarga korban yang berada di Desa Tinumpuk. Polisi pun segera menuju ke TKP dan melakukan olah kejadian perkara seraya memasang garis polisi.

Tak ada luka penganiayaan

Jasad Mugiono dibawa ke Puskesmas Pondoh untuk pemeriksaan luar, sebelum akhirnya dievakuasi ke RSUD Indramayu. Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan tidak ada tanda-tanda luka penganiayaan atau kekerasan di tubuh Mugiono.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved