Berita Terkini Nasional

Bocah TK Main Sunat-sunatan Pakai Gunting, Berujung Terluka Parah

Nasib bocah TK Aisyiyah 10 Sangkrah, Solo yang terluka setelah main sunat-sunatan. Ia kini menjalani pemulihan.

Editor: Kiki Novilia
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
MAIN SUNAT-SUNATAN - Suasana di TK Aisyiyah 10 Sangkrah. Nasib bocah TK Aisyiyah 10 Sangkrah, Solo yang terluka setelah main sunat-sunatan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Solo - Nasib bocah TK Aisyiyah 10 Sangkrah, Solo yang terluka setelah main sunat-sunatan. Korban mengalami sakit luar biasa karena dilukai pakai gunting.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dwi Ariyatno, menyampaikan bahwa korban telah menjalani penanganan medis. “Kondisinya anaknya sudah sehat secara fisik terus informasi katanya disunat sekalian,” ungkap Dwi dikutip dari Tribunjateng, Selasa (16/9/2025).

Sunat atau khitan adalah prosedur bedah untuk membuang atau mengangkat sebagian kulit (kulup) yang menutupi ujung penis, dan dapat dilakukan pada bayi, anak-anak, maupun orang dewasa. Selain karena alasan agama, tradisi, atau budaya, sunat juga memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk memudahkan kebersihan. 

Meski luka yang dialami tergolong parah, Dwi memastikan fungsi alat vital korban masih dapat diselamatkan. Ia menekankan bahwa pendampingan terhadap korban masih terus dilakukan.

“Asumsi saya, karena itu sudah dilakukan proses penanganan kesehatan oleh tim medis asumsi saya masa depan masih cerah. Tingkat keparahannya tetap parah tapi masih bisa diselamatkan. Kemungkinan masih berfungsi dengan baik,” jelas Dwi.

Setelah sempat dirawat di rumah sakit, korban kini telah diperbolehkan pulang. Untuk mendukung pemulihan kondisi psikologisnya, pendampingan dilakukan oleh Pelayanan Terpadu Perempuan Anak Surakarta (PTPAS) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Solo.

“Udah pulang. Kalau anaknya korbannya sudah pulang. Cuma mungkin ini masih didampingi dari psikolognya PT. PAS DP3AP2KB,” terang Dwi.

Dwi menambahkan, fokus utama saat ini adalah pemulihan trauma yang dialami korban akibat rasa sakit yang luar biasa. “Anak yang korban ini perlu didampingi karena dia yang posisinya rentan terkait dengan traumatik, terutama rasa sakit yang luar biasa itu,” jelasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dwi Ariyatno, menyampaikan bahwa orang tua korban dan pelaku telah sepakat untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Sebelumnya, pihak korban sempat melaporkan kejadian ini melalui akun Instagram Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani.

Peristiwa ini terjadi saat korban bermain bersama teman sekelasnya, Kamis (11/9/2025). Gunting yang semula dipakai untuk prakarya, justru digunakan seakan menjadi alat khitan.

Ia menjelaskan, awalnya kegiatan prakarya berjalan lancar dengan pendampingan guru. Namun, kejadian tersebut tiba-tiba terjadi di luar pengawasan guru.

Dia menduga peristiwa itu terjadi karena anak-anak tersebut berniat bermain seolah-olah sedang melakukan khitan, tanpa memiliki pengetahuan yang memadai. Hal inilah yang membuat korban terluka. 

Dwi menekankan pentingnya peran orang tua dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai tindakan yang berisiko membahayakan orang lain. Sebagai bentuk empati, Dwi juga meminta agar orang tua pelaku turut membantu proses pemulihan korban dan menanggung kerugian yang ditimbulkan.

Berita selanjutnya HUT Bandar Lampung ke-342, Ratusan Warga Ikuti Operasi Katarak, MOW hingga Sunat Gratis 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved