Berita Terkini Nasional

IRT Kurung Diri di Rumah sampai Meninggal Tak Diketahui Tetangga, 2 Anaknya Nyaris

Bahkan dua anaknya juga nyaris tewas mengikuti ibunya lantaran sudah hampir satu bulan tidak makan.

TribunBanyumas/Rifqi Gozali
ILUSTRASI GARIS POLISI - Seorang ibu rumah tangga mengurung diri di rumah sampai meninggal tidak diketahui tetangga terjadi di Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. 
Ringkasan Berita:
  • Seorang IRT ditemukan meninggal sudah membusuk, dua anaknya lemas.
  • Ternyata keluarga tersebut menarik diri dari aktivitas sosial lantara tak ingin merepotkan tetangga.
  • Padahal selama ini terlihat sebagai keluarga mampu.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jawa TengahSetianingsih (51), seorang ibu rumah tangga (IRT) mengurung diri di rumah sampai meninggal dunia tidak diketahui tetangganya.

Bahkan dua anaknya juga nyaris tewas mengikuti ibunya karena sudah hampir satu bulan tidak makan.

Kejadian itu menjadi peristiwa pilu di mana Setianingsih dan dua anaknya tiba-tiba memutuskan untuk menarik diri dari aktivitas sosial.

Padahal kedua anak Setianingsih sudah besar bahkan ada yang sudah dewasa. Yaitu Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17). 

Mereka pilih mengurung diri di dalam rumah sehingga para tetangganya tidak mengetahui kondisi sebenarnya keluarga tersebut.

Padahal tetangga sekitarnya memandang keluarga Setianingsih sebagai keluarga mampu.

Ternyata itu tidak menjamin kehidupan asli di dalam rumah seperti yang terlihat oleh orang sekitarnya.

Berdalih tak ingin merepotkan tetangga, ibu rumah tangga bernama Setianingsih (51) malah tewas membusuk.

Tak hanya itu saja, Setianingsih tewas dengan meninggalkan dua anaknya yang telantar.

Keduanya tak dibolehkan keluar rumah hingga akhirnya kekurangan gizi dan nyaris meninggal dunia.

Jasad Ibu membusuk

Sebuah peristiwa tak biasa terjadi di Dukuh Somopuro RT 7 RW 7 Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Seorang ibu rumah tangga bernama Setianingsih (51) ditemukan meninggal di rumahnya, Sabtu (1/11/2025).

Yang lebih miris, dua anaknya bernama Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17) terkulai lemas menahan lapar di dalam rumah.

Keduanya juga tak mengetahui jika ibu mereka telah meninggal.

Saat diketahui oleh warga, rumah Setianingsih terkunci dari dalam, dan diganjal menggunakan kursi.

Kepala Desa Bebengan, Wastoni mengatakan sosok Setianingsih dikenal sebagai orang yang mudah bergaul dan aktif dalam kegiatan desa.

Namun, sejak beberapa hari terakhir, Wastoni menemukan gelagat berbeda dari kedua anaknya.

Setianingsih mulai jarang keluar rumah.

Warga yang mengenal mereka sebagai orang mampu mulai mempertanyakan keberadaannya.

"Kalau keluarga itu warga melihatnya sebagai orang mampu. Karena biasanya sebulan sekali beli bahan makanan satu becak dibawa ke rumah," katanya ditemui, Senin (3/11/2025) sore dikutip dari TribunJatim.com.

Nasib dua orang anaknya

Selang beberapa hari kemudian, Wastoni mendapati laporan warga bahwa Setianingsih telah meninggal dalam kondisi jenazah yang sudah membusuk.

Kejadian itu terungkap setelah warga mencium aroma busuk dari dalam rumah.

Warga juga melihat kerumunan lalat berada di dekat jendela kaca rumah.

Namun saat akan masuk, ternyata pintu rumah dikunci dan diganjal menggunakan kursi.

Setelah dibuka perlahan, warga kemudian bertanya ke Putri Setia Gita Pratiwi untuk melihat ibunya yang diduga mengalami sakit.

"Ditanya sama warga, ibunya di mana. Terus dijawab itu di dalam, tapi pas dilihat itu ibu Setianingsih sudah meninggal dan membusuk," terangnya.

Wastoni pun langsung memanggil pihak kepolisian serta warga untuk mengevakuasi jenazah.

Setelah dievakuasi, kedua anak Setianingsih juga kini dirawat dengan kondisi tubuh yang terkulai lemas kekurangan nutrisi.

"Itu langsung saya panggil pak polisi, dan ramai," imbuhnya.

Ditemui di RSI Boja, Putri Setia Gita Pratiwi mengaku keluarganya hanya mengkonsumsi air putih sejak 4 Oktober hingga Setianingsih ditemukan meninggal.

Dia mengatakan, tetangganya juga tidak ada yang tahu kondisi rumah dalam rentan waktu tersebut.

"Minum air putih direbus pakai kompor sampai ibu meninggal. Tetangga tidak tahu, tahunya ya itu tanggal 1 November. Saya sama adik minum air," katanya.

Diterangkannya, Putri tidak meminta bantuan ke warga karena dilarang oleh ibunya.

Dia bercerita, agar tidak ada yang mengetahui kondisi keluarganya dengan alasan tidak mau merepotkan tetangga.

"Enggak bilang ke tetangga, ibuk enggak ngebolehin. Dan harus nurut ibu. Karena ya enggak mau ngerepotin tetangga, gitu," paparnya.

Putri menuturkan, ayahnya telah lebih dulu meninggal sejak tahun 2017 di Kalimantan.

Sejak saat itu, ia beserta keluarga yang awalnya tinggal di Semarang, kemudian pindah rumah ke Boja Kendal pada 2019.

"Ibu di Semarang ga kerja cuma masak bantu Budhe. Kalau ayah sudah meninggal," tuturnya.

Hingga kini, putri dan adiknya Intan Ayu Sulistyowati masih menjalani perawatan di RSI Boja Kendal.

Secara medis, manusia memang bisa bertahan hidup tanpa makan selama beberapa minggu, bahkan hingga sekitar satu bulan, asalkan masih mendapat asupan air putih yang cukup.

Tubuh manusia memiliki kemampuan beradaptasi terhadap kekurangan makanan dengan menggunakan cadangan energi yang tersimpan dalam bentuk lemak dan otot.

Pada hari-hari pertama tanpa makanan, tubuh membakar glukosa dan glikogen untuk energi, lalu beralih menggunakan lemak, dan pada tahap lanjut mulai memecah jaringan otot.

Namun, meskipun air bisa mempertahankan fungsi vital untuk sementara waktu, kekurangan nutrisi seperti protein, vitamin, dan mineral akan menyebabkan kerusakan organ, penurunan daya tahan tubuh, dan gangguan sistem metabolisme.

Setelah sekitar 30–40 hari tanpa asupan makanan, risiko gagal organ dan kematian meningkat drastis, tergantung pada kondisi fisik dan kesehatan seseorang sebelumnya.

Jadi, walaupun tubuh bisa bertahan hidup hanya dengan air putih untuk sementara waktu, hal itu sangat berbahaya dan tidak disarankan karena dapat menyebabkan kerusakan permanen pada tubuh.(*)

Berita Selanjutnya Pencuri Motor yang Terbakar di Surabaya Akhirnya Meninggal, Luka Bakar 70 Persen

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved