Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Serbuk Diduga Bahan Peledak Disita dari Rumah FN Seusai Ledakan di SMAN 72

Polisi mengamankan barang bukti dari rumah FN (17), terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta, satu di antaranya yakni serbuk diduga bahan peledak.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
LEDAKAN DI SMAN 72 - Petugas berjaga di tempat kejadian perkara (TKP) ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025). Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari kediaman FN (17), terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta, satu di antaranya yakni serbuk diduga bahan peledak. 

Kapolri menegaskan bahwa hasil penyelidikan akan diumumkan secara resmi setelah seluruh proses analisis rampung.

Saat ini, tim gabungan dari Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88), Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor), dan penyidik remaja dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak masih bekerja di lapangan.

“Mudah-mudahan kita bisa segera rilis dalam waktu tidak terlalu lama,” tutup Listyo.

Ledakan di SMAN 72 Jakarta menyebabkan 96 orang mengalami luka-luka, dengan 29 di antaranya masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit.

Insiden ini memicu kekhawatiran publik terkait keamanan lingkungan sekolah dan kesehatan mental remaja.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah, menyatakan bahwa pengawasan terhadap barang bawaan siswa di sekolah perlu diperketat.

“Kok bisa benda-benda seperti itu lolos masuk ke sekolah,” ujarnya singkat.

Insiden ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan menyeluruh di lingkungan pendidikan—bukan hanya terhadap barang bawaan, tetapi juga terhadap kondisi psikologis siswa.

Pendekatan lintas sektor antara sekolah, keluarga, dan aparat penegak hukum menjadi kunci mencegah tragedi serupa terulang.

Perilaku Berubah

Seorang teman FN, inisial K, curiga bahwa temannya itu sudah mengincar acara di sekolah.

"Kita tuh pasti ngumpul semua di lapangan. Saya mikirnya dia (FN) ngelakuin (meledakkan diduga bom) pas saat 10 November," kata K sebagaimana dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Cumicumi.

K merupakan teman FN dari TK. Sewaktu kecil, menurut K, FN merupakan anak yang ceria. Mereka bahkan sering bermain bersama.

Namun, sejak tumbuh dewasa, FN disebut menjadi pribadi yang pendiam.

Sebelum ledakan di SMAN 72 Jakarta, FN sempat bertemu K. Kata K, FN menanyakan satu acara yang akan dilangsungkan di sekolah.

"Saya sempet komunikasi sama dia, 'puncak bulan bahasanya kapan ?'," kata K menirukan pertanyaan F.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved