Berita Terkini Nasional
Kiper Muda Tertipu Kontrak Kerja Klub Profesional, Dijadikan Penipu di Kamboja
Sebab Rizki yang sudah membuat kontrak kerja dengan klub profesional asal Medan malah dibawa terbang ke Malaysia.
Ringkasan Berita:
- Impian Rizki Nurfhadilah untuk jadi kiper klub profesional kandas.
- Setelah menyepakati kontrak kerja justru Rizki diterbangkan ke Kamboja.
- Bukan main sepak bola, Rizki dijadikan penipu platform percintaan.
- Kini Rizki kerap disiksa jika tidak mendapatkan korban orang kaya.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandung - Impian Rizki Nurfadhilah (18) untuk menjadi kiper di klub profesional kandas.
Sebab Rizki yang sudah membuat kontrak kerja dengan klub profesional asal Medan malah dibawa terbang ke Malaysia.
Kemudian Rizki dibawa ke Kamboja. Bukan menjadi pemain sepak bola atau bahkan kiper, justru jebolan Diklat Persib Bandung ini malah dijadikan penipu.
Rizki dipaksa mencari korban orang kaya untuk ditipu dengan modus platform percintaan.
Bahkan Rizki mendapat siksaan jika tidak mendapat target korban. Alhasil nasib Rizki kini tragis.
Rizki Nurfadhilah diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja.
Dia ditipu setelah menerima tawaran kontrak untuk bermain sepak bola di klub profesional asal Medan.
Namun, kontrak tersebut ternyata palsu. Bukannya ke Medan, Rizki Nurfadhilah justru dibawa ke Kamboja.
Dia dipaksa bekerja sebagai "penipu" dengan modus platform percintaan.
"Anak saya bilang ada kontrak main bola di Medan selama satu tahun. Lalu dijemput ke sini pakai travel, terus dibawa ke Jakarta. Tapi di Jakarta, bukannya ke Medan, malah ke Malaysia. Sebelum akhirnya ke Kamboja," ujar Ayah Rizki Nurfadhilah, Dedi Solehudin (42), Selasa (18/11/2025) dikutip TribunJabar.id.
Sesampainya di Kamboja, Dedi menceritakan, anaknya memang sempat berkomunikasi dengannya.
Sang anak mengabarkan sering mendapatkan tindak kekerasan oleh pimpinannya.
Rizki Nurfadhilah diwajibkan mencari 20 kontak calon korban yang kaya raya dari berbagai negara untuk nantinya ditipu. Jika tidak memenuhi target, maka mendapat penyiksaan fisik.
"Kalau enggak dapat, dia disiksa. Sampai 500 kali pukulan, kadang-kadang. Terus disuruh ngangkat galon dari lantai satu sampai lantai 10. Dia tiap hari kerja dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam. Bahkan sering belum selesai meski sudah jam 12 malam," katanya.
Komunikasi dengan Keluarga Dilakukan Sembunyi-sembunyi
Dedi mengungkapkan, komunikasi dengan sang anak memang tidak pernah putus hingga saat ini. Namun berdasarkan pengakuan Rizki Nurfadhilah , dia melakukannya secara sembunyi-sembunyi.
| Siasat Kepala Sekolah Korupsi Dana BOS Rp 1,3 Miliar, Kini Terancam Penjara 20 Tahun |
|
|---|
| Misteri Kematian Dosen Wanita di Kamar Hotel, Telentang di Lantai Tanpa Sehelai Benang |
|
|---|
| Akal Bulus FLB Bunuh Cewek MiChat di Kamar Hotel, Tak Punya Uang Bayar Jasa Korban |
|
|---|
| Sosok Faisal Tanjung LSM Pelapor 2 Guru Gegara Uang Komite, 'Kenapa Saya Disalahkan?' |
|
|---|
| Pipit Menangis 7 Tersangka Penculikan dan Pembunuhan Suaminya Dibebaskan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Kiper-muda-tertipu-kontrak-kerja-klub-profesional-malah-dijadikan-penipu-di-Kamboja.jpg)