Liputan Khusus Tribun Lampung
Warga Bandar Lampung Gali Sumur Bor hingga 70 Meter
sebagian warga harus memperdalam sumur bor mereka yang tak lagi berair. Bahkan, ada yang melakukannya lebih dari sekali hingga kedalaman 70 meter.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Noval Andriansyah dan Romi Rinando
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dalam beberapa tahun terakhir, musim kemarau telah membuat beberapa daerah di Bandar Lampung mengalami kekeringan.
Demi mendapatkan air, sebagian warga harus memperdalam sumur bor mereka yang tak lagi berair. Bahkan, ada yang melakukannya lebih dari sekali hingga kedalaman 70 meter.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memrediksi Lampung masih dilanda musim kemarau sampai pertengahan Oktober.
Meskipun, pada pekan lalu hujan mengguyur wilayah Bandar Lampung selama dua hari.
Berdasarkan hasil penelitian, tinggi muka air tanah dalam, yang biasa diambil menggunakan sumur bor, mengalami penurunan satu meter setiap tahun.
Hal itu terjadi sejak 2002 lalu.
Karena itulah, setiap musim kemarau terjadi krisis air bagi sejumlah warga karena sumur bor dilanda kekeringan.
Seorang warga Tanjung Senang, Suhamad (45) mengaku telah tiga kali memperdalam sumur bor miliknya.
"Saya pertama kali mengebor sumur sekitar tahun 2000. Saat itu, kedalamannya 15 meter, sudah ada air dan bersih," ungkap Suhamad, Senin (25/9).
Lima tahun berselang, pada 2005, Suhamad mengungkapkan, air di rumahnya tidak mengalir.
Sempat mengira mesin pompa airnya rusak, Suhamad terkejut karena ternyata air sumurnya telah mengering.
"Saya buat kedalamannya hingga 20 meter. Titiknya baru. Jadi, sumur lama tidak difungsikan lagi," kata Suhamad.
Kondisi kekeringan ternyata berulang pada lima tahun berikutnya.
Alhasil, Suhamad pun harus kembali memperdalam sumur bornya pada 2010.