Begini Cara Sambut Ramadan Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Bulan Ramadan sudah di depan mata. Puasa Ramadan diwajibkan setiap satu tahun sekali bagi umat islam yang telah akil baligh.

Editor: muhammadazhim
Tribunlampung/Dennish
Masjid Terapung Al Aminah, Pantai Sari Ringgung, Lampung. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Bulan Ramadan sudah di depan mata. Puasa Ramadan diwajibkan setiap satu tahun sekali bagi umat islam yang telah akil baligh.

Beragam cara dilakukan umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadan. Ada yang mengunjungi orangtua, ziarah dan lainnya.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menyarankan sejumlah hal dalam menyambut Ramadan.

Pasalnya, Sya’ban adalah bulan Rasulullah SAW.

Baca: Sebelum Lebaran PNS 3 Kali Terima Gaji, Jumlah THR Bikin Melongo

Umat Islam, seperti dikutip Tribunpekanbaru.com dari laman NU Online, seyogianya bertawasul melalui Rasulullah SAW agar Allah membersihkan batinnya dari pelbagai penyakit, yaitu riya, ujub, takabbur, dengki, dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam menyongsong bulan Ramadan, Syekh Abdul Qadir menganjurkan umat Islam untuk meninggalkan segala perbuatan dosa dan segara melakukan tobat kepada Allah sebagai keterangan berikut ini:

Baca: Kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Dipicu Cekcok Tahanan dan Petugas

“Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang bershalawat sekali untukku, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.’ Oleh karena itu, seorang Mukmin yang pandai tidak abai pada bulan ini (Sya’ban).

Bahkan ia harus mempersiapkan diri pada bulan ini untuk menyambut bulan Ramadan dengan bersuci dari dosa dan bertobat atas kebaikan yang luput pada hari-hari yang lewat.

Ia seyogianya tunduk kepada Allah di bulan Sya’ban dan bertawasul melalui Rasulullah, pemilik bulan Sya’ban sehingga ia dapat memperbaiki kerusakan batinnya dan mengobati sakit secara rohani tanpa menunda dan menangguhkan sampai besok,” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah, [Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz I, halaman 246).

Baca: KIsah Bocah Bandarjaya Gizi Buruk Bikin Miris, Belum Bisa Berdiri dan Ditinggal Orangtua

Syekh Abdul Qadir menganjurkan pertobatan dan peribadatan segera tanpa menunda-nunda. Ia menyarankan agar umat Islam segera mengisi waktunya dengan kebaikan.

Pasalnya, tidak ada jaminan panjang usia sampai esok hari.

“Hari-hari hanya tiga. Kemarin adalah waktu yang sudah selesai. Hari ini adalah waktu beramal. Esok adalah angan-angan. Kau tidak tahu apakah kau akan mengalami esok hari atau tidak?

Baca: Sejak Tahun 2014, Kakek yang Sudah Bau Tanah Ini Nekat Nodai Cucu Tiri yang Masih SD

Kemarin adalah nasihat. Hari ini adalah ghanimah (amal kebaikan). Besok adalah pertaruhan,” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah, [Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz I, halaman 246).

Demikian persiapan yang dianjurkan oleh Syekh Abdul Qadir dalam menyambut bulan Ramadan.

Persiapan ini diharapkan dapat membimbing seseorang di dalam adab menyongsong Ramadan. Wallahu a‘lam. (*)

Tags
Ramadan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Iktikaf dan Momen Muhasabah

 

Menjemput Malam Lailatul Qodar

 

Ngabuburit yang Berpahala

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved