Produksi Telur di Lampung Selatan Tidak Turun, Terungkap Mengapa Harganya Naik
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Lampung Selatan mengatakan produksi telur ayam sejauh ini tidak mengalami kendala
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Lampung Selatan mengatakan produksi telur ayam sejauh ini tidak mengalami kendala penurunan.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan, Arsyad, produksi telur di peternakan yang ada di kabupaten tersebut perbulan bisa mencapai 50 ribu hingga 60 ribu ton.
Baca: Lalu Muhammad Zohri Curhat ke Jokowi Siapa Lawan Berat di Asian Games Jakarta Palembang
Baca: Koper 388 Jemaah JKG 7 Bandar Lampung Siap Diangkut Menuju Asrama Haji
Sedangkan untuk kebutuhan di Lampung Selatan sendiri, lanjutnya, sekitar 10-15 persen dari produksi. Atau berkisar 6 ribu hingga 10 ribu ton saja.
“Sebenarnya untuk produksi tidak ada masalah. Produksi telur masih stabil,” kata dia kepada tribun, rabu (18/7).
Hanya saja, lanjut Arsyad, saat ini ada kenaikan harga pakan ternak untuk ayam petelur. Ini dikarenakan adanya kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah saat ini.
“Beberapa bahan untuk pakan ini di import, karenanya terpengaruh dengan adanya kenaikan dolar,” terang dirinya.
Adanya kenaikan ini tentu berpengaruh pada nilai jual oleh produsen. Dimana saat ini dikandang berkisar Rp. 23 ribu per kilogram.
Pihaknya telah menghubungi pihak produsen telur ayam untuk bisa memberikan prioritas pada kebutuhan lokal. Seharusnya, terang Arsyad, dengan biaya transportasi yang lebih murah karena jarak yang lebih dekat, harga telur bisa lebih turun.(dedi/tribunlampung)
