Tribun Bandar Lampung
Banyaknya Siswi Hamil Bikin Para Orangtua Cemas dan Batasi Penggunaan Ponsel
Bahkan, mereka kerap mempertanyakan sikap orangtua saat dilarang melakukan sesuatu.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Sulis Setia Markhamah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Banyaknya temuan anak usia sekolah bergaul bebas hingga hamil di luar nikah menimbulkan kecemasan pada para orangtua. Terutama yang memiliki anak usia dalam masa pubertas.
Yulianis, warga Rajabasa, Bandar Lampung, mengakui perilaku anak saat ini cenderung berani saat merasa dirinya benar.
Bahkan, mereka kerap mempertanyakan sikap orangtua saat dilarang melakukan sesuatu.
"Anak saya laki-laki masih kelas 1 SMP sudah minta dibelikan (ponsel) Android. Katanya temen-temennya sudah punya semua. Saya larang malah ngambek," tutur ibu dua anak ini, Selasa, 2 Oktober 2018.
Akhirnya dia membuat kesepakatan. Si anak bahwa dibelikan ponsel tetapi tidak boleh dibawa ke sekolah.
Baca: PKBI Lampung: Siswi Hamil Bukan Lantas Dinikahkan
"Kebetulan di sekolah juga dilarang bawa HP. Tapi, temennya ada juga yang kucing-kucingan tetap membawa. Nah, saya larang anak saya," bebernya.
Waktu anak bermain ponsel juga dibatasi. Ia juga mengawasi konten yang dilihat.
Termasuk interaksinya dengan teman lawan jenis dan penggunaan media sosial.
Karena terkadang punya dampak buruk juga ketika berkenalan dengan orang hanya melalui medsos atau masih usia pubertas sudah berpacaran.
"Jadi kalau sudah jam 10 malam ponsel dimatikan. Tapi saat jam belajar kadang memang butuh ponsel untuk browsing atau nanya sama temennya. Jadi ya kita biarkan sambil diawasi, terutama interaksi sama temen perempuan," terangnya.
Menurutnya, kejadian siswi hamil terkadang karena ulah pacar yang merupakan teman sekolahnya juga.
Bukan hanya perbuatan orang dewasa. Sehingga dia begitu me-warning anaknya agar bersikap hati-hati dan tidak bergaul bebas.
"Boleh berteman sama siapa saja. Tapi, saya belum mengizinkan kalau berpacaran," ujar Yulianis.
Hal serupa diungkapkan Maryam, warga Natar, Lampung Selatan.