Pemilu 2019
5 Petugas Pemilu di Lampung Wafat, 17 Sakit Setelah Dibegal, Kecelakaan, Dipatuk Ular, dan Kelabang
Jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal maupun sakit saat bertugas terus bertambah.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal maupun sakit saat bertugas terus bertambah.
Hingga Senin (22/4/2019) kemarin, tercatat lima petugas yang meninggal dunia, yakni empat KPPS dan satu petugas pelindung masyarakat (linmas).
Sedangkan 17 petugas lainnya dalam kondisi sakit.
Di antaranya, KPPS perempuan di Mesuji bernama Lilis yang dipatuk ular berbisa saat berjalan menuju TPS seusai beristirahat.
Ada pula yang dibegal saat pulang, ada yang kecelakaan, hingga digigit kelabang.
Kelima petugas yang meninggal dunia masing-masing Ketua KPPS 27 Kelurahan Sepang Jaya Labuhan Ratu Bandar Lampung, Bambang Wijayanto; petugas KPPS 7 Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran, Ikhwanudin Yuda Putra; dan PAM/petugas linmas TPS 3 Negara Harja, Pakuan Ratu, Waykanan, Paidi.
Selanjutnya dua petugas lainnya yang meninggal berdasarkan data terbaru KPU Lampung yakni, petugas KPPS TPS 24, Kedaton, Bandar Lampung, Sukarman, dan Laurentinus Sutopo, petugas KPPS TPS 03 Pesawaran.
Kelima petugas penyelenggara pemilu ini meninggal diduga karena kelelahan saat bertugas.
• Anggota KPPS di Bandar Lampung Meninggal, Sempat Mengeluh Cape dan Lapar
Misna, ibu almarhum Sukarman yang ditemui Tribun di kediamannya, Senin, menuturkan, anaknya sudah dua hari lalu dimakamkan. Sukarman meninggal Jumat (19/4) sekitar pukul 08.00 WIB pagi.
Misna yang telah renta ini mengatakan tidak memiliki firasat apapun terkait kepergian anak kedua dari enam bersaudara itu, yang sehari-hari bekerja sebagai supir angkutan pasir.
Namun, ia mengungkapkan, pada Kamis (18/4) dini hari anaknya tersebut sempat mengeluh lapar.
"Hari pencoblosan itu dia pulang jam 2 malam (Kamis dini hari). Dia memang sempat bilang capek dan lapar. Saya tanya kenapa nggak makan? Dia bilang sudah makan, tapi sedikit. Terus dia tidur," ujar Misna.
Misna melanjutkan, pada Kamis pagi anaknya kembali beraktivitas seperti biasa yakni membawa mobil angkutan pasir dan pulang sekitar pukul 17.00 WIB.
Saat sore itu, korban masih sempat memberi makan kucing peliharaannya.
"Malamnya dia nggak keluar rumah. Malam itu tidak biasa, dia tidur di kursi ruang tamu. Padahal selama ini tidak pernah dia tidur kursi. Jumat pagi, sekitar jam 07.00 WIB, saya bangunin. Man..., Man..., dia gak jawab-jawab. Saya pegang badannya keringatan semua. Saya pegang kakinya dingin. Terus dibawa ke rumah sakit," ungkap Misna didampingi anak keempatnya Supartono.