Pembunuh Wanita Dimutilasi di Malang Ternyata Bukan Sugeng, Polisi Ungkap Penyebab Kematian
Pembunuh wanita yang ditemukan dalam kondisi tubuh terpotong-potong di Pasar Besar, Kota Malang, Jawa Timur ternyata bukan Sugeng.
Pembunuh Wanita Dimutilasi di Malang Ternyata Bukan Sugeng, Polisi Ungkap Penyebab Kematian
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pembunuh wanita yang ditemukan dalam kondisi tubuh terpotong-potong di Pasar Besar, Kota Malang, Jawa Timur ternyata bukan Sugeng.
Polisi pun mengungkap penyebab kematian korban.
Sugeng terbukti tidak berbohong dalam memberikan keterangan kepada polisi.
• Bikin Tato ‘Sugeng’ Pakai Jarum Sol Sepatu, Pelaku Kasus Mutilasi di Malang Terungkap
• Seusai Anjing Pelacak Pergi Muncul Pria Berkaus Orange, Pelaku Mutilasi Terjebak Pertanyaan Polisi
Sugeng mengaku dirinya yang memotong-motong tubuh wanita itu.
Tapi dia tidak membunuhnya.
Pengakuan Sugeng itu terbukti ketika Polda Jatim memberi keterangan terbuka terkait penyebab kematian wanita yang mayatnya ditemukan termutilasi di Pasar Besar kota Malang.
Polda Jatim telah mengumumkan hasil autopsi.
Dokter forensik Polda Jatim memastikan wanita yang ditemukan termutilasi menjadi enam bagian di eks Gedung Matahari Department Store Pasar Besar, Malang, Selasa (14/5/2019), bukanlah korban pembunuhan.
Hasil identifikasi mendapati korban meninggal akibat sakit yang dideritanya.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menyebut, perempuan itu mengidap suatu penyakit yang menyerang bagian organ paru-paru.
“Untuk sementara korban meninggal karena sakit paru-paru akut yang dibuktikan dengan hasil doktoral forensik,” katanya saat ditemui awak media di ruangnnya, Kamis (16/5/2019).
Belum diketahui jenis penyakit apa yang menyerang organ paru-paru perempuan tersebut.
Barung menegaskan, perempuan itu bukan meninggal karena dibunuh.
“Artinya di situ tidak ada pembunuhan sebagaimana yang kita maksud,” lanjutnya.

• Jari Mengeras, Ditemukan 2 Tato pada Mayat Wanita Korban Mutilasi di Malang
Barung membenarkan, pelaku memang melakukan mutilasi terhadap tubuh mayat perempuan tanpa identitas itu.
Kendati demikiran, proses mutilasi itu ternyata dilakukan oleh si pelaku sekitar tiga hari, setelah si korban meninggal karena penyakitnya.
“Maka dari itu di lokasi tidak terdapat bekas darahnya lagi karena korban sudah meninggal 3 hari sebelumnya,” katanya.
Barung menerangkan, sejak awal pelaku bertemu korban dalam kondisi sakit.