Atlet Ramai-ramai Hengkang, Tudingan Pelatih Jual Atlet pun Mencuat
Atlet Ramai-ramai hengkang, tudingan pelatih jual atlet pun mencuat. Porprov tinggal hitungan hari lagi.
"Tidak bisa dimungkiri, alasannya (pindah provinsi) karena tawaran penghasilan yang tinggi," kata Eko.
Baca: Tega ! Ibu Ini Tenggelamkan Empat Bayi dalam Ember Berisi Beton dan Simpan Jasad selama Dua Dekade
Berbeda dengan Eko, mantan atlet karate, Ade Bagus memutuskan pindah ke Kalimantan Timur (Kaltim), saat masih aktif menjadi atlet mewakili Lampung. Ade pindah ke Kaltim pada 2005.
"Saya tidak munafik. Jaminan kesejahteraan dan iming-iming hari tua yang layak, jadi alasan saya pindah ke Kalimantan," terang Ade.
Ketika pindah, Ade mengatakan, Pemprov Kaltim langsung mengangkat dirinya sebagai PNS di dinas pemuda dan olahraga.
Sehingga, ia merasa memiliki jaminan masa tua ketika kemudian ia pensiun sebagai atlet.
"Saya sekarang sudah pensiun tetapi tetap menjadi melatih," tutur Ade.
Sebelum Ade, kepindahan ke Kaltim lebih dulu dilakukan Samsul Effendi, saat masih membela Lampung di cabang olahraga (cabor) panjat dinding pada medio 1990-an.
Samsul mengaku pindah karena keterbatasan fasilitas berlatih di Lampung.
"Kadang atletnya ada berapa, fasilitasnya dikasih berapa. Misalnya, ada atlet 10, dapat jatah sepatu hanya 5 pasang. Akhirnya, pakai gantian," jelas Samsul.
Selain itu, Samsul menuturkan, dana yang diberikan pun tidak transparan, antara lain uang transportasi dan bonus bagi atlet berprestasi.
"Rata-rata itu masalahnya. Saat itu, cukup banyak atlet panjang dinding yang pergi dari Lampung," ujar Samsul, yang kini telah pensiun sebagai atlet.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Lampung, Hanibal mengungkapkan, persoalan yang terjadi pada Eko sebenarnya kembali kepada pribadi atlet.
Sebab, jika memang memiliki keinginan untuk membela Lampung, Hanibal mengatakan, Eko seharusnya mau proaktif menemui pemerintah daerah atau KONI Lampung.
"Tapi sejauh ini tidak pernah juga. Kalau kami, ketika si atlet sudah memutuskan untuk membela daerah lain, meskipun asalnya dari Lampung, kami bisa apa? Karena, itu kan sudah menjadi keputusan dia," papar Hanibal, Selasa (21/11).
Persoalan yang terjadi pada Eko, Hanibal menuding, tak terlepas dari jual beli atlet yang dilakukan sejumlah pelatih.