Jalan di Lokasi Underpass Makin Sempit, Pengendara Diimbau Lewat Jalan Alternatif
Akibat penutupan ini, Jalan ZA Pagar Alam dari Rajabasa ke Tanjungkarang hanya tersisa satu lajur kendaraan roda empat.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: nashrullah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pengembang proyek jalan bawah tanah (underpass) simpang Universitas Lampung (Unila) telah menutup pagar seng dari lampu lalu lintas hingga depan gerbang Museum Lampung.
Akibat penutupan ini, Jalan ZA Pagar Alam dari Rajabasa ke Tanjungkarang hanya tersisa satu lajur kendaraan roda empat.
Informasi terkait rencana penutupan sebagian besar Jalan ZA Pagar Alam sudah disampaikan jauh-jauh hari oleh pengembang underpass.
Baca: Dosen Unila Diduga Cabuli Mahasiswi Jalani Pemeriksaan Perdana, Status Masih Saksi
Baca: Surat BKN Sebut Pengangkatan 25 Plt Kadis Salahi Aturan, Yusuf Kohar Tanggapi Santai
Baca: Kemenkumham Ganti Kalapas Kalianda, Status Muchlis Adjie Ditentukan Besok Pagi
Bahkan, pengembang dan instasi terkait sudah membagikan brosur tentang jalan alternatif menghindari kemacetan lalu lintas di lokasi proyek underpass.
Namun hingga Minggu (20/5/2018), masih banyak kendaraan yang memaksa melintas di lokasi proyek.
Akibatnya, kemacetan lalu lintas kerap terjadi di simpang Unila tersebut, terutama pada jam-jam sibuk.
Terkait hal ini, Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Bandar Lampung Iskandar Zulkarnain menyatakan akan menambahkan personel untuk membantu mengurai kepadatan arus lalu lintas.
Selain itu, pengendara juga diimbau untuk melalui jalan alternatif yang sudah diberitahukan sebelumnya.
"Nanti akan kami lihat ke lapangan. Kemungkinan untuk penanganan itu kami akan tambahkan personel karena memang sebelumnya juga sudah ada personel yang diturunkan," ungkapnya, Minggu (20/5/2018).
Iskandar mengatakan, jumlah rutin personel yang sudah diturunkan oleh Dishub Kota Bandar Lampung berdasarkan jadwal piket pada waktu pagi, siang dan sore yaitu sebanyak 16 personel per hari.
"Nanti kami lihat dan evaluasi apakah perlu tambah atau tinggal diatur penempatannya. Harapannya, upaya ini dapat memperlancar kondisi yang ada," katanya.
Sementara itu, sejumlah pengendara yang ditemui Tribun mengeluhkan kondisi macet di simpang Unila.
Baca: Pria Ini Temukan Ibu Kandungnya Setelah Terpisah 48 Tahun
Baca: BNNP Tahan Kalapas Kalianda, Statusnya Ditentukan 3x24 Jam
Seorang pengendara, Puspita, mengatakan, sejak diberlakukan satu lajur di lokasi Underpass Unila menyebabkan penumpukan kendaraan dari arah Rajabasa menuju Tanjungkarang.
"Ya pastinya bakal menumpuk kendaraan yang lewat sini. Apalagi kalau di jam-jam sibuk (pagi dan sore) bakal panjang antrean kendaraan yang melintas di jalur sini," keluh cewek berhijab, Minggu.
Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) atau instansi terkait harus dapat memberikan solusi atau alternatif agar tidak mengakibatkan antrean panjang kendaraan.