Gempa Donggala Palu

1,1 Ton Rendang Dikirim ke Korban Gempa dan Tsunami di Donggala dan Palu

Sebanyak 1,1 ton rendang dikirimkan Pemerintah Sumatera Barat ke wilayah bencana gempa dan tsunami di Donggala dan Palu

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Kapal Sabuk Nusantara 39 kandas akibat tsunami di Pelabuhan Wani 2, Kecamatan Tanatopea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). Gempa yang terjadi di Palu dan Donggala mengakibatkan 925 orang meninggal dunia dan 65.733 bangunan rusak. 

Sementara, bantuan internasional terus berdatangan menyusul keputusan Presiden Joko Widodo untuk membuka akses bantuan internasional, guna penangangan dampak bencana di Sulawesi Tengah.

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews, Juru Bicara Presiden, Johan Budi mengungkapkan bahwa Jokowi telah membuka bantuan dari negara lain untuk mengatasi bencana di Sulawesi Tengah.

Baca: Detik-detik Pramugari Garuda Lolos dari Terjangan Tsunami Palu, Sempat Dikira Hilang

"Presiden telah menyampaikan ke Bu Menlu (Retno Marsudi) untuk membuka bantuan dari negara lain untuk mengatasi gempa di Donggala, Palu, sesuai kebutuhan," ujar Johan Budi melalui pesan singkatnya, Jakarta, Senin (1/10/2018).

Menurut Johan, bantuan dari luar negeri untuk Palu dan Donggala, akan ditangani Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.

"Nanti koordinasi itu akan dilakukan Menko Polhukam," ucap Johan.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho ‎menambahkan, mekanisme dan prosedur terkait penerimaan bantuan internasional sedang disiapkan BNPB dan Kemenlu, sesuai dengan peraturan yang ada.

"Bantuan internasional itu tidak harus status bencana nasional. Presiden tidak men-declare status bencana nasional. Jadi, gempa dan stunami di Sulteng bukan bencana nasional," ujar Sutopo.

Sementara dikutip dari situs web setkab.go.id, Menko Polhukam, Wiranto mengungkapkan, 18 negara telah menawarkan bantuan untuk menangani bencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Sebanyak 18 negara yang disebutkan, antara lain Amerika Serikat, Prancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hungaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar, New Zealand, Singapura, Thailand, Jepang, India, dan China.

Selain itu, menurut Wiranto, ada juga bantuan dari organisasi program bantuan khusus PBB (UNDP) dan organisasi internasional ASEAN.

Wiranto, dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (1/10/2018), mengungkapkan alasan pemerintah menerima bantuan dari luar negeri.

Keputusan itu berdasarkan pertimbangan bahwa Indonesia telah menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan berbagai negara.

Baca: Warga Palu Kisahkan Detik-detik Tanah Ambles hingga 10 Meter dan Istrinya Tak Tertolong

Di mana sebelumnya, Jokowi telah melakukan kunjungan ke negara-negara sahabat dalam rangka menjalin dan mempererat hubungan bilateral dan multilateral.

Alasan lain, menurut Wiranto, yakni Indonesia telah memberikan bantuan terhadap musibah yang terjadi di Bangladesh seperti pengungsi Rohingnya.

Selain itu, bantuan gempa bumi di Nepal, kekeringan di Somalia, dan bantuan kepada Papua Nugini juga pernah diberikan Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved