Tribun Bandar Lampung
Dua Dekan Juga Masuk Bursa Bakal Calon Rektor Unila
Selain tiga wakil rektor, mencuat pula dua nama dekan dalam bursa bakal calon rektor Universitas Lampung.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Yoso Muliawan
Hanung menerangkan, suara senat dalam pilrek baru 65 persen dari total hak suara pilrek. Adapun 35 persen suara sisanya merupakan milik Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
"Senat hanya bertugas mengantar bacarek. Nanti, Menristek Dikti akan memilih satu dari tiga nama terbaik," katanya.
Persyaratan
Untuk maju dalam Pilrek Unila, seorang bacarek harus memenuhi beberapa syarat. Antara lain, sudah harus mengemban jabatan lektor kepala dengan angka KUM 550. Kemudian, sehat jasmani dan rohani, termasuk bebas narkoba.
Hanung menerangkan, syarat lainnya berupa bebas dari utang dan kasus kriminal. Lalu, syarat tambahan, yakni memiliki integritas.
"Kita kan sudah MoU (memorandum of understanding atau nota kesepahaman) dengan kejaksaan terkait penerapan zona integritas. Maka, jangan ada praktik KKN (korupsi, kolusi, nepotisme)," jelas aseseor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi ini.
Tingkatkan Fasilitas
Suara mahasiswa muncul menyambut Pilrek Unila yang akan berlangsung pada Juni 2019.
Rahmi, mahasiswi semester VIII Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, berharap rektor terpilih lebih memperhatikan fasilitas bagi mahasiswa. Misalnya, perpustakaan di tingkat fakultas.
"Harus ada perpustakaan yang memadai di fakultas. Jadi, mahasiswa nggak perlu jauh-jauh ke perpustakaan di depan GSG kalau mau garap skripsi. Apalagi, sekarang berkendara sudah nggak seleluasa dulu, bisa mudah dari satu tempat ke tempat lain," jelas Rahmi, Kamis (28/3/2019).
Untuk perparkiran, Rahmi berharap agar pengamanannya lebih ketat lagi. Misalnya, dengan pemasangan closed circuit television (CCTV).
Sementara Padila, mahasiswi Jurusan Administrasi Negara FISIP, berharap masalah kebersihan tak luput dari pimpinan kampus periode berikutnya.
"Kotak sampah di lingkungan Unila masih sangat kurang," kata Padila. "Fasilitas belajar mengajar juga harus meningkat. Kayak LCD, pakainya kadang harus bergantian. Harus ada penambahan LCD," ujar pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP ini. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/rektorat-unila_20170217_190118.jpg)