Suami Istri Berhubungan Intim Saat Puasa Ramadan, Tak Cuma Batalkan Puasa, Ini Hukumannya

suami istri berhubungan seks secara sengaja saat puasa ramadan, tak hanya membatalkan puasa, juga ada hukumannya.

Editor: Andi Asmadi
tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi. Ada beberapa hal yang bisa membatalkan puasa di bulan Ramadan. Di antaranya, suami istri berhubungan seks secara sengaja. Tak hanya membatalkan puasa, berhubungan seks saat puasa ramadan juga ada hukumannya. 

7. Gila

Gila (junun) pada saat menjalankan ibadah puasa.

Ketika hal ini terjadi pada seseorang di pertengahan melaksanakan puasanya, maka puasa yang ia jalankan dihukumi batal.

8. Murtad (keluar dari Islam)

Murtad adalah keluarnya seseorang dari agama Islam.

Misalnya orang yang sedang puasa tiba-tiba mengingkari keesaan Allah subhanahu wata'ala, atau mengingkari hukum syariat yang sudah menjadi konsensus ulama (mujma' alaih).

Di samping batal puasanya, ia juga berkewajiban untuk segera mengucapkan syahadat serta mengqadha puasanya.

Berciuman Saat Hendak Berangkat Kerja

Saat menjalankan ibadah puasa tidak boleh makan dan minum. Bagaimana dengan kegiatan sehari-hari suami yang mencium istrinya saat hendak berangkat kerja?

Apakah mencium istri termasuk hal yang membatalkan puasa? Bagaimana penjelasan ulama mengenai hal ini?

Pertanyaan tersebut diutarakan seorang pembaca Tribun Lampung pada rubrik "Interaktif Ramadan", Rabu (8/5/2019).

Rubrik ini terlaksana kerjasama Tribun Lampung dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung.

"Kepada Yth MajelisUI Lampung. Saya mau tanya, apakah sebagai pasangan suami-istri yang sudah terbiasa mencium istri di waktu pagi ketika mau berangkat kerja, dapat membatalkan puasa di bulan Ramadan. Terima kasih atas penjelasannya. Pengirim: +6281269747xxx"

Apa jawaban MUI Lampung?

KH Munawir, Ketua Komisi Fatwa MUI Lampung, mengatakan, mencium istri saat hendak berangkat kerja diperbolehkan jika mampu menahan syahwat.

Penjelasannya begini. Pada hakikatnya, puasa itu menghindari segala hal yang membatalkan.

Menurut ulama fikih, selain makan dan minum, ada beberapa hal yang perlu dihindari dan dijauhi pada saat berpuasa.

'Izzuddin Ibnu `Abdul Salam dalam Maqashid al-Shaum menyebut tiga hal yang perlu dihindari saat puasa.

Salah satu dari ketiga hal tersebut adalah mencium istri bagi orang yang tidak kuat menahan syahwat.

'Aisyah dalam hadis riwayat al-Bukhari menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah menciumnya saat puasa, namun beliau memberi catatan bahwa Rasulullah adalah orang yang sangat pandai mengendalikan syahwat.

Melalui hadis ini, 'Izzuddin Ibnu 'Abdul Salam menyimpulkan, orang yang tidak kuat menahan syahwat dan dikhawatirkan puasanya akan batal, lebih baik tidak mencium istri pada saat puasa.

Namun bila orang tersebut mampu menahan sahwatnya, seperti orang yang sudah tua, atau hanya sekedar tanda kasih sayang dan bagian dari kemesraan rumah tangga, maka dibolehkan bagi mereka mencium istri di siang hari Ramadan.

Download MP3 Lagu Minang Ayam Den Lapeh, Gudang Musik Lagu Minang Terpopuler 2019

Doa Buka Puasa

Dalam puasa Ramadan, ada bacaan doa berbuka puasa yang umum dibaca.

Selain itu, ternyata, ada doa buka puasa yang biasa dibaca Nabi Muhammad SAW.

Bagaimana doa buka puasa yang biasa dibaca Nabi Muhammad SAW?

Berikut, penjelasan Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Lampung (UML), ustaz Ahmad Luviadi.

Menurut ustaz Ahmad Luviadi, ada bacaan doa buka puasa yang umum berkembang di masyarakat.

"Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'ala rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin."

Artinya, Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.

Selain doa tersebut, kata ustaz Ahmad Luviadi, ada doa buka puasa yang biasa diucapkan Rasulullah SAW.

"Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruq wa tsabatal ajru Insya Allah."

Artinya, Telah hilang rasa dahaga, dan dan telah basah kerongkongan, serta telah tetap pahala, Insya Allah.

Ustaz Ahmad Luviadi menjelaskan, doa tersebut dibaca setelah berbuka puasa.

"Pengucapannya sebaiknya setelah kita berbuka puasa," kata ustaz Ahmad Luviadi.

"Jadi sebelum berbuka, kita cukup membaca Basmallah, lalu berbuka, dan mengucapkan doa tersebut," lanjutnya.

Ahmad Luviadi menjelaskan, doa tersebut dipanjatkan setelah berbuka puasa berdasarkan isi dari doa tersebut.

"Kalau melihat makna doa itu kan, jika diartikan, "Telah hilang dahagaku." Kalau dibacakan sebelum berbuka puasa, berarti kan maknanya berbeda," ungkap ustaz Ahmad Luviadi.

Dalil Doa Berbuka Puasa Rasulullah SAW

Ahmad Luviadi mengungkapkan, pelafazan doa tersebut berdasarkan hadis yang diriwayatkan Ibnu 'Umar Radhiyallahu 'Anhuma.

Ibnu 'Umar Radhiyallahu 'Anhuma mengatakan, "Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila berbuka, beliau berdoa Dzahabadh Dzoma'u Wabtallatil `Uruuqu Wa Tsabatal Ajru Insya Allah." (HR Abu Dawud no. 2357, al-Daruquthni, no. 2242).

Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud no. 2066 menghukuminya sebagai hadis hasan.

Al-Imam al-Daruquthni mengatakan, Isnadnya hasan.
Al-Hakim mengatakan, Ini hadis shahih.

Dan, Al-Hafidz Ibnul Hajar mengatakan, Ini hadis hasan.

Makanan yang Dimakan Saat Berbuka Puasa

Orang yang berpuasa sebaiknya menyegerakan berbuka puasa apabila waktu berbuka sudah tiba.

Ahmad Luviadi menuturkan, Rasulullah SAW menjanjikan kebaikan bagi orang yang menyegerakan berbuka puasa.

Rasullullah SAW bersabda yang artinya, "Orang-orang itu akan selalu berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan buka puasa." (HR. Bukhari, Muslim dan At- Tirmidzi)
Adapun mengenai hidangan berbuka puasa, Ahmad Luviadi mengatakan, ada sejumlah makanan yang dianjurkan dimakan sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW.

Ahmad Luviadi mengungkapkan, umat Muslim sebaiknya menyantab ruthob sebagai makanan yang pertama dimakan saat berbuka puasa.

"Ruthob adalah kurma yang sudah matang tetapi warnanya masih cokelat dan basah," kata ustaz Ahmad Luviadi.

Apabila tidak ada ruthob, umat Muslim dianjurkan menyantap kurma matang saat berbuka puasa.

"Kurma itu biasanya kering dan banyak ditemui di toko-toko," ungkap ustaz Ahmad Luviadi.

Jika tidak ada kurma, umat Muslim baru dianjurkan minum air.
"Satu teguk atau dua teguk itu sudah cukup," kata ustaz Ahmad Luviadi.

Menurut Ahmad Luviadi, hal tersebut yang biasa dilakukan Rasulullah SAW.

Setelah berbuka puasa dan salat Magrib, Ahmad Luviadi mengatakan, umat Muslim dianjurkan untuk tidak langsung mengonsumsi makanan berat.

"Agar tubuh tidak kaget setelah berpuasa. Selain agar, tidak mengantuk di waktu salat," kata ustaz Ahmad Luviadi.

Itulah, bacaan doa buka puasa yang biasa dibaca Nabi Muhammad SAW dan bacaan doa buka puasa yang biasa dibaca masyarakat.(tribunlampung.co.id/tama yudha)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved