Alay Terpidana Korupsi Dipindah dari Bandar Lampung ke Gunung Sindur, Pengacara: Keluyuran ke Mana?
Alay Terpidana Korupsi Dipindah dari Bandar Lampung ke Gunung Sindur, Pengacara: Keluyuran ke Mana?
Alay Terpidana Korupsi Dipindah dari Bandar Lampung ke Gunung Sindur, Pengacara: Keluyuran ke Mana?
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Terpidana kasus korupsi besar di Lampung, Sugiarto Wiharjo alias Alay dipindah dari Lapas Rajabasa Bandar Lampung ke Lapas Gunung Sindur Bogor.
Alay adalah taipan asal Lampung yang juga dikenal sebagai bos Tripanca Grup.
Sejumlah perusahaannya terlibat kasus korupsi hingga menyeret dua bupati di Lampung, yakni Bupati Lampung Timur Satono dan Bupati Lampung Tengah Andy Achmad Sampurnajaya ke dalam penjara sebagai terpidana korupsi.
Alay yang sempat buron selama bertahun-tahun berhasil ditangkap tim Jaksa baru-baru ini saat berada di Bali.
Belum selesai upaya pembebasan aset di Lampung untuk pengganti kerugian negara, Sugiarto Wiharjo alias Alay dipindahkan ke Lapas Kelas III B Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
Namun, alasan pemindahan Alay hingga kini masih misterius.
Ternyata Alay dipindahkan dari Lapas Kelas IA Bandar Lampung ke Lapas Gunung Sindur sejak Rabu, 26 Juni 2019 lalu.
Lantaran surat pemindahan dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham datang Selasa, 25 Juni 2019 malam.
Paginya, Alay langsung dipindahkan ke Lapas Kelas III B Gunung Sindur.
• Dikurung dan Kaki Dirantai, Gadis Dicabuli Ayah Kandung di Lampung Berkali-kali sampai Hamil 8 Bulan
• Jenderal Polisi Bintang Dua Asal Lampung, Ditemani Istri dan Anak Naik Taksi Daftar Capim KPK
• Nikita Mirzani Sebut Mantan Babu dan Boneka Santet, Sindir Artis Dilaporkan Kasus Bau Ikan Asin?
Sujarwo, penasihat hukum Alay, mengatakan, pemindahan tersebut terkesan mendadak.
"Jadi surat datang 25 (Juni) malam, pukul 22.00 WIB, dan paginya pukul 02.00 WIB yang bersangkutan langsung dibawa naik mobil ke Gunung Sindur," ungkap Sujarwo, Jumat, 5 Juli 2019.
Disinggung soal alasan pemindahan Alay, Sujarwo mengaku tidak mengetahuinya.
"Sampai sekarang saya belum mendapat jawaban alasan mengapa klien kami dipindahkan dari Rajabasa ke Gunung Sindur. Saya belum tahu," jawab Sujarwo.
"Kalau pelanggaran, saya tidak menemukan pelanggaran. Kalau mau keluyuran, keluyuran ke mana? Karena keluarga gak di sini," imbuhnya.