Tribun Lampung Barat
Warga Suoh Was-was 12 Gajah Masuk Perkebunan, Kabid TNBBS: Kami Upayakan Pengusiran
kawanan gajah liar kerap memasuki area perkebunan warga beberapa hari terakhir. Sedikitnya ada 12 gajah yang memasuki areal perkebunan warga di Suoh.
Penulis: Ade Irawan | Editor: Noval Andriansyah
Kasus Serupa
Kasus serupa pernah terjadi juga di awal Tahun 2019.
Kawanan gajah memasuki perkebunan di Pekon Roworejo dan Siderejo, Kecamatan Suoh, Lampung Barat.
Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) pun berupaya menghalau gajah-gajah tersebut bersama warga dan aparat Pemkab Lambar.
Kepala TNBBS Resort Suoh, Sulki, mengungkapkan, jumlah gajah yang masuk ke perkebunan sekitar 12 ekor.
"Kawanan gajah merusak gubuk dan pondok di kebun-kebun warga. Juga merusak tanaman pisang milik warga. Belum ada korban jiwa dari kejadian ini," kata Sulki melalui ponsel, Minggu (17/2/2019).
Sampai saat ini, Sulki menjelaskan, pihaknya bersama warga dan Pemkab Lambar masih bersiaga untuk menghalau kawanan gajah agar tidak masuk ke perkampungan.
Caranya, beber dia, masih tradisional. Seperti memukul kentongan dan membawa obor ke perbatasan kampung-kampung.
"Tadi pagi (Minggu) terpantau (ada gajah) di Pekon Roworejo. Jaraknya masih 500 meter dari perkampungan warga," ujar Sulki.
"Kami terus berkoordinasi dengan aparat pemerintah (Pemkab Lambar) untuk melakukan ronda setiap hari. Jumlah personel yang ronda bisa sampai 50 orang setiap hari," sambungnya.
Senada, Decis Maroba dari Bagian Hubungan Masyarakat Balai TNBBS mengungkapkan, pihaknya bersama warga dan aparat Pemkab Lambar mengadakan ronda secara intensif untuk menghalau gajah.
"Tim kami bersama masyarakat sudah berupaya menghalau gajah. Sampai saat ini tidak ada korban,” kata Decis.
• Berita Tribun Lampung Terpopuler Rabu 25 September 2019 - Lakalantas di Tarahan, 3 Orang Meninggal
• Fakta-fakta Aksi Demo: 5 Ambulans Pemprov DKI Angkut Batu & Bensin hingga Jokowi Harus Turun Tangan
Terkait 12 gajah masuk perkebunan di Lampung Barat ini, Decis menyatakan, tim TNBBS terus melakukan upaya persuasif untuk menahan kawanan gajah agar tidak masuk ke perkampungan.
"Kami juga terus mengimbau agar masyarakat tidak menganggu habitat gajah liar," ujar Decis.
"Kita tetap siaga bersama masyarakat dan pemerintah daerah untuk ronda. Bahkan, kami sudah memasang alat deteksi pada gajah betina untuk memantau pergerakaan mereka melalui satelit,” tandasnya.(tribunlampung.co.id/cr5)