Tribun Lampung Selatan
Penerbangan Umrah Langsung Lampung-Jeddah Pangkas Biaya Rp 3 Juta dan Waktu 1,5 Jam
Agung Hartono Senior Manajer Carter & Internasional Flight Citilink mengatakan umrah langsung memangkas biaya dan waktu penerbangan.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Reny Fitriani
Untuk itu, Mingrum Gumay akan mendorong terus agar Pemprov Lampung dan Angkasa Pura dapat menambah maskapai penerbangan untuk memberangkatkan para calon jemaah haji.
"Iya tentu kami akan koordinasikan lagi, termasuk kepada pihak Angkasa Pura, Dishub dan pihak-pihak terkait," jelas Mingrum Gumay.
• Kini Umrah Bisa Langsung dari Lampung ke Jeddah, Naik Garuda dan Citilink
"Jadi bukan saja penerbangan umrah, tapi juga penerbangan ibadah haji langsung ke Mekkah," imbuh Mingrum Gumay.
Menurut Mingrum Gumay, dengan adanya penerbangan langsung Lampung-Jeddah ini memiliki banyak manfaat bagi masyarakat Lampung.
Seperti, efisiensi waktu, biaya yang cenderung lebih ringan, dan kestabilan fisik untuk melakukan ibadah.
"Banyak manfaatnya, mulai dari waktu, biaya, dan fisik untuk persiapan ibadah lebih stabil," tandas Mingrum Gumay.
Sempat Tertunda
Pemberangkatan jamaah umrah Lampung-Jeddah melalui Bandara Internasional Radin Inten II kembali tertunda.
Penundaan ini merupakan yang ketiga sejak direncanakan pada 30 Oktober 2019 lalu.
Setelah 30 Oktober dibatalkan, jadwal keberangkatan direncanakan pada 20 November 2019.
Namun, ternyata jadwal tersebut kembali mengalami penundaan.
Kabag Agama Biro Kessos Pemprov Lampung Asnan Sabirin mengatakan, penundaan disebabkan peserta tender tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.
"Sekarang masih proses lelang lagi, karena sebelumnya sudah di-publish ternyata tidak ada yang memenuhi persyaratan. Karena ada syarat yang tidak bisa dipenuhi oleh peserta lelang, sehingga kami lelang ulang," jelas Asnan, Rabu (13/11/2019).
Akibatnya, rencana pemberangkatan 71 calon jamaah umrah akan dijadwalkan ulang pada Desember 2019 mendatang.
"Untuk keberangkatan kami jadwalkan ulang pada 11 Desember mendatang. Untuk nama-namanya sudah diusulkan, yang terdiri dari guru ngaji, masyarakat duafa, marbot (penjaga masjid). Namun, harus diverifikasi dahulu. Makanya sekarang sedang diproses," tambahnya.