Cerita Warga Jakarta Liburan Sekaligus Saksikan Gerhana Matahari Cincin di Itera
Mereka sengaja datang untuk menyaksikan langsung fenomena alam langka bernama Gerhana Matahari Cincin (GMC).
Penulis: Joviter Muhammad | Editor: Daniel Tri Hardanto
Selain itu, Dewi dan sejumlah warga yang hadir diberi pemahaman mengenai bahaya melihat gerhana tanpa bantuan alat atau mata telanjang.
"Katanya bisa menyebabkan kebutaan. Jadi kami disediakan kacamata khusus," jelas Dewi.

Kekaguman melihat gerhana juga diungkapkan Arum (40), warga Bekasi, Jawa Barat.
Ia tak menyangka bisa melihat gerhana dengan jelas.
Awalnya Arum hanya ingin berlibur di Bumi Ruwa Jurai.
Mengetahui ada info mengenai observasi yang dilakukan di Itera, Arum bersama anak dan suami bergegas menuju lokasi observasi.
"Saya dapat info dari anak saya yang kuliah di ITB. Katanya observasi gerhana juga ada di sini. Jadi nyempetin diri dulu ke sini," ujar Arum.
Pihak kampus menyediakan alat yang dapat digunakan oleh warga dengan bimbingan panitia.
Karena keterbatasan jumlah alat yang disediakan, pengunjung harus bergantian untuk mencobanya.
Koordinator observasi GMC Itera M Isnaenda memaparkan, ada 7 teleskop untuk memantau pergerakan gerhana.
Satu teleskop diperuntukkan operator streaming dan enam lainnya bisa dipakai pengunjung secara bergantian.
Itera juga menyediakan 50 pasang kacamata matahari.
"Kebetulan cuaca cukup mendukung, jadi bisa terlihat dengan jelas dengan bantuan teleskop," ungkap pria yang biasa disapa Nanda ini.
Persiapan dilakukan sejak pukul 08.00 WIB.
Hingga pengamatan pertama dimulai pukul 10.30 WIB.