Tribun Bandar Lampung

Kadiskes Bandar Lampung Pastikan Tak Ada Warga yang Terjangkit Virus Mematikan dari China

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Edwin Rusli mengatakan, belum ada penularan virus Corona di Bandar Lampung.

Penulis: Debby Rizky Susilo | Editor: Noval Andriansyah
tribunlampung.co.id/debby rizky
Kadiskes Bandar Lampung Edwin Rusli saat diwawancarai awak media terkait penularan virus corona di Bandar Lampung, Kamis (23/1/2020). Edwin Rusli memastikan tak ada warga Bandar Lampung yang terjangkiti virus mematikan tersebut. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Beberapa pekan terakhir ini ramai diberitakan soal virus corona yang mulai masuk di sejumlah negara tetangga Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Edwin Rusli mengatakan, belum ada penularan virus Corona di Bandar Lampung.

"Virus Corona belum masuk Indonesia, apalagi Bandar Lampung. Berdoa saja jangan sampai masuk (Indonesia)," kata Edwin Rusli, Kamis (23/1/2020).

Edwin Rusli memaparkan, pada dasarnya Gejala virus corona hampir mirip seperti sakit panas pada umumnya.

Oleh karena itu, lanjut Edwin Rusli, pencegahan virus corona sama dengan pencegahan sakit panas.

Menkes Perintahkan Bandara dan Pelabuhan Waspada Antisipasi Virus Mematikan dari China

Antisipasi Virus Jembrana, Disnak Tubaba Vaksinasi Ternak Sapi Bali

Sekolah Kebanjiran, Kegiatan Belajar Mengajar di SMPN 24 Bandar Lampung Dihentikan

Modus Belikan Ponsel Baru, 6 Tahun Pelajar SMP di Pringsewu Jadi Budak Nafsu Ayah Tiri

Edwin menambahkan, bahwa yang disebabkan virus corona hanya dapat dideteksi di fasilitas kesehatan (faskes) tertentu.

"Saat ini untuk mendeteksi virus corona dibutuhkan pemeriksaan khusus, bisa ke rumah sakit yang sudah bertipe A, seperti RS Abdul Moeloek Bandar Lampung," tutur Edwin Rusli.

Hal tersebut, kata Edwin Rusli, lantaran sulitnya mengenali gejala virus corona, sehingga dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan virus menjangkiti seseorang.

Ditemukan Kasus di China

Sebelumnya diberitakan, virus Corona pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina.

Dikabarkan virus ini sudah memasuki Jepang. Bahkan, virus itu sudah masuk ke Bangkok.

Virus corona adalah virus perusak paru-paru yang bisa menyebabkan pneumonia.

Virus ini menyerang saluran pernapasan, infeksi hingga kematian.

Merambahnya Coronavirus atau Virus Corona menjadi perhatian publik belakangan ini.

Dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, virus ini merupakan jenis virus baru yang masih satu family dengan virus penyebab SARS dan Mers.

Sementara itu, sejumlah negara seperti Jepang, Thailand, Korea Selatan, hingga Taiwan telah melaporkan adanya indikasi penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China itu.

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, sebanyak 17 orang meninggal dunia akibat Virus Corona.

Bahkan ada lebih dari 500 kasus yang telah dilaporkan secara global.

Sebagian besar kasus ada di China, dimana infeksi telah menyebar lebih cepat dalam beberapa hari terakhir.

Ketakutan meningkat tentang penyebaran virus ketika ratusan juta orang bepergian untuk perayaan Tahun Baru Imlek, yang dimulai Jumat (24/1/2020) besok.

Untuk mencegah masuknya Virus Corona di Indonesia, berbagai pihak telah mengambil tindakan.

1. Kementerian Kesehatan

Guna mencegah masuknya Virus Corona ke tanah air, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah memasang pemindai suhu tubuh atau thermoscanner di 135 pintu keluar maupun pintu masuk bandara.

Langkah ini diambil setelah virus merebak hingga negara tetangga.

Korban meninggal pun bertambah menjadi 9 orang.

"Kami siapkan thermoscanner di 135 pintu negara baik udara, laut, maupun darat yang jaga petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kemenkes Anung Sugihantono, yang dikutip dalam laman setkab.go.id, Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2019).
Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2019). (TRIBUNNEWS.COM/APFIA)

Selain itu, dilansir dari laman resmi Kemenkes, Kemenkes juga mengaktifkan kembali 100 rumah sakit rujukan flu burung di seluruh Indonesia guna mengantisipasi virus corona baru.

Melalui surat dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, pada 7 januari 2020, Kemenkes meminta rumah sakit rujukan tersebut untuk mengupdate kemampuan, logistik, Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada untuk mengantisipasi Virus Corona.

''Kami juga meminta kepada teman-teman di RS Infeksi Sulianti Saroso untuk mengecek kesiapan dan sebagainya, dan telah dikonfirmasi bahwa mereka sudah siap sarana prasarana sebagai RS rujukan infeksi nasional," ungkap Anung.

"RS Sulianti Saroso juga akan mengadakan webinar ke 100 RS rujukan dan tadi saya meminta ke temen-temen Dirjen Yankes agar melibatkan RS swasta sebagai bagian dari penanganan bila terjadi sesuatu (penularan Virus Corona),'' sambungnya.

Sekarang ini setiap hari ada kurang-lebih 30 penerbangan dari Cina baik penerbangan langsung maupun transit.

Jumlah penumpang antara 4.500 hingga 6.000 dan harus diperhitungkan dalam penanganannya.

''Intinya kami menyiapkan segala hal dan menginventarisasi segala kesiapan di bidang kesehatan sebagai kesiapan Indonesia mencegah nCoV,'' kata Anung.

Tak hanya itu, Kemenkes melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat bersama Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menyediakan media komunikasi baik secara substantif gejala atau tanda yang perlu diketahui oleh masyarakat.

2. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam

Hal itu diungkapkan oleh Kabid Pengendalian Karantina dan Survilance dan Epideniologi KKP Kelas I Batam, Romer Saimanungkalit.

Thermal scanner dipasang salah satunya di pelabuhan laut negara seperti pelabuhan ferry internasional Sekupang, Harbourbay, Batam Centre hingga pelabuhan ferry internasional Nongsa.

Selain itu, Romer menyebutkan, thermal scanner juga dipasang di Bandara Hang Nadim Batam.

"Ada 11 unit kami pasang seluruhnya," kata Romer, Rabu (22/1/2020) malam.

Romer mengaku sejak Rabu pagi hingga malam hari belum ada yang terdeteksi terjangkit atau terpapar Virus Corona.

"Sebenarnya antisipasi virus corona ini telah dilakukan sejak awal Januari lalu, namun untuk alatnya baru dalam beberapa hari ini setelah virus ini mewabah di China hingga merengut nyawa 4 orang warga China itu sendiri," jelasnya.

Bukan itu saja, Romer mengatakan KKP Kelas I Batam juga menyiagakan alat pelindung seperti masker dan sarung tangan.

Romer juga menuturkan, saat ini pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Batam dan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terkait upaya penangan jika terdapat warga Batam atau wisatawan yang terpapar gejala Virus Corona.

"Kami juga menyiagakan seluruh armada ambulan yang dimimiki KKP di setiap pelabuhan ferry internasional dan bandara Hang Nadim," kata Romer.

3. Kementerian Luar Negeri 

Dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), sejauh ini berdasarkan pemantauan KBRI Beijing, tidak terdapat masyarakat Indonesia yang terjangkit Virus Corona, Rabu (22/1/2020).

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi saat mengikuti rapat kerja perdana bersama Komisi I DPR RI di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/11/2019). Rapat kerja antara DPR dan Kementerian Luar Negeri membahas rencana kerja Kemenlu pada 2020, di antaranya kontribusi dan kepemimpinan Indonesia baik di kawasan maupun dunia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi saat mengikuti rapat kerja perdana bersama Komisi I DPR RI di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/11/2019). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Melalui keterangan yang disampaikan dalam laman resmi Kemenlu, semua WNI di wilayah Tiongkok diminta untuk memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Bagi seluruh masyarakat yang berada di Wuhan atau sedang melakukan perjalanan ke Wuhan agar selalu memperhatikan kondisi kesehatannya dan segera melakukan konsultasi medis apabila merasa tidak sehat dan menunjukkan gejala-gejala demam, batuk dan sulit bernafas.

2. Menghindari kontak dengan hewan hidup termasuk unggas dan burung, dan menghindari konsumsi daging mentah dan kurang matang.

3. Menghindari berkunjung ke pasar Ikan atau makanan laut atau tempat penjualan hewan hidup.

4. Menghindari untuk berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama dengan pneumonia.

5. Selalu menjaga higienitas seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker apabila sedang batuk dan pilek, dan menutup mulut dengan tisu saat batuk atau bersin.

Sementara itu, bagi masyarakat Indonesia yang memerlukan bantuan kekonsuleran dapat menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok No. 4, Dongzhimenwai Dajie, Chao Yang District, Beijing 100600.

Atau menghubungi layanan berikut:

Tel: 001-86-(10) 6532 5489

Fax: 001-86-(10) 6532-5368

Email: set.beijing.kbri@kemlu.go.id

Website: https://kemlu.go.id/beijing/id

4. Angkasa Pura

Virus Corona juga menjadi perhatian khusus bagi Angkasa Pura.

Untuk mengantisipasi masuknya Virus Corona di Yogyakarta, General Manager Angkasa Pura 1 Agus Pandu Purnama mengatakan semua penerbangan yang berasal dari luar negeri berada dalam posisi karantina.

"Artinya semua alat angkut, crew, dan penumpang harus melalui pemeriksaan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) di pintu kedatangan," tuturnya, seperti yang diberitakan TribunJogja.com, Selasa (22/1/2020).

General Manager PT Angkasa Pura I Yogyakarta, Agus Pandu Purnama. TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando
General Manager PT Angkasa Pura I Yogyakarta, Agus Pandu Purnama. TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando (Tribunjogja.com/Alexander Ermando)

"Selain itu, semua maskapai juga harus memberikan informasi sebelum tiba ke Indonesia. Mereka harus menyerahkan dokumen Gendek (General Declation) untuk menilai apakah ada info orang sakit atau dicurigai sakit yang berpotensi menular," jelasnya.

Menurut Pandu, prosedur penanganan dan kewaspadaan terkait Virus Corona pada intinya sama seperti penyakit menular lain yang berpotensi wabah.

"Semua penumpang yang masuk ke Indonesia harus melewati tim KKP untuk dipantau suhu tubuhnya menggunakan alat thermal scanner, komputer maupun manual," tuturnya.

Berdasarkan hasil deteksi suhu tubuh, apabila suhu tubuh seseorang di atas 38 derajat maka orang tersebut akan menjalani wawancara.

Wawancara yang dilakukan mulai dari sebab dan riwayat perjalanan.

Selanjutnya, orang tersebut akan dirujuk ke RSUP dr Sardjito sebagai rumah sakit yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

"Jika dicurigai berpotensi penyakit menular, orang yang duduk bersebelahan depan belakang, samping kiri kanan, akan kami berikan kartu kewaspadaan bila terdeteksi sakit juga. Kami bisa lacak alamat yang bersangkutan," ucapnya.

Pandu menjamin, semua dilakukan melalui prosedur keamanan dari KKP dan dilakukan secara kooperatif dari lintas program dan sektor di pintu masuk negara atau bandara.

"KKP lebih kepada mendeteksi potensi penyakit potensi wabah dan penanganan awal, agar tidak kehilangan data penumpang yang dicurigai terkena penyakit tertentu. Tidak hanya Virus Corona tapi juga pada semua penyakit potensi wabah lainnya kita perlakukan sama," kata Pandu. (Tribunlampung.co.id/Debby Rizky)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved