Nazaruddin Kesal pada Benny Uzer karena Uang Saksi Tak Dicairkan
Dalam kesaksiannya, Mochlis mengatakan, umpatan Nazaruddin kepada Benny Uzer dilatarbelakangi kekesalan.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Wakil Ketua DPD Partai Hanura Lampung Nazaruddin kembali duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Kamis (30/1/2020).
Ia menjalani sidang perkara dugaan pencemaran nama baik.
Sidang yang dipimpin oleh ketua majelis hakim Pastra Joseph Ziraluo itu diagendakan dengan mendengarkan keterangan saksi dan dilanjutkan dengan keterangan terdakwa.
Dalam persidangan kali ini dihadirkan dua saksi, yakni Sekjen DPC Hanura Bandar Lampung Irwan Wilantara dan Ketua Badan Saksi DPD Hanura Lampung Mochlis Libra.
Dalam kesaksiannya, Mochlis mengatakan, umpatan Nazaruddin kepada Benny Uzer dilatarbelakangi kekesalan.
• Diduga Hina Benny Uzer, Wakil Ketua Hanura Lampung Diperiksa Polda
• Wakil Ketua Hanura Lampung Jalani Sidang Kasus Pencemaran Nama Baik Benny Uzer
• Eksepsi Ditolak, Wakil Ketua Partai DPD Hanura Lampung Nazarudin Tetap Jalani Sidang Pidana
"Saya anggota grup. Tapi saya gak baca secara detail. Saya tahu (umpatan itu) dari cerita Nazaruddin. Alasannya karena kesal sama Benny Uzer," kata Mochlis.
Mochlis menuturkan, kekesalan Nazaruddin lantaran uang saksi yang tak pernah dicairkan oleh Benny Uzer.
"Kalau saya liatnya karena Pak Nazaruddin terlalu menuntut uang saksi. Bukan saja dana saksi, tapi juga dana partai yang gak jelas," beber Mochlis.
Hal senada diungkapkan Irwan Wilantara.
"Kalau saya melihat timbul karena dana saksi. Nazaruddin memperjuangkan nasib teman-teman DPC," tuturnya.
"Jadi karena keberatan Benny Uzer ditagih uang saksi?" tanya Pastra.
"Iya begitu. Mereka sudah lama berselisih, dan didamaikan dengan DPP. Tapi ternyata permasalahan ini masih berjalan, padahal sudah salaman," timpal Irwan.
Sementara terdakwa Nazaruddin mengatakan, kekecewaan bermula setelah Benny Uzer memimpin DPD Hanura Lampung.
"Setelah menduduki DPD saya sebagai wakil, saya liat kepimpinannya tidak pas dengan harapan kami, termasuk pencairan calon legislatif, baik kabupaten/kota, provinsi," katanya.
"Pak Benny tidak pernah ngantor dan kami malah disuruh mencari (calon) nomor urut satu sampai tiga. Kami kesusahan cari caleg, marketingnya tidak ada. Kemudian ada masalah dalam pencalegan dalam penjaringan saksi yang mana diproritaskan kepada TPS prioritas," imbuhnya.