Pria Tewas Saat Panjat Pohon, Terpeleset hingga Leher Tersangkut di Tali

Seorang pria Tewas saat panjat pohon kopi. Korban yang bernama Nasibun (70) Tewas akibat terpeleset hingga leher tersangkut di tali.

tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi. Pria Tewas Saat Panjat Pohon, Terpeleset hingga Leher Tersangkut di Tali. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, ULU BELU - Seorang pria tewas saat panjat pohon kopi.

Korban yang bernama Nasibun (70) tewas akibat Terpeleset hingga leher tersangkut di tali.

Korban merupakan petani kopi di perkebunan daerah Saung Naga Pekon, Register 31, Tanggamus, Lampung.

Ia ditemukan tewas terjerat tali keranjang kopi (keruntung) miliknya, pada Senin (3/2/2020).

 Pria Tewas Saat Tagih Utang, Korban Ditenggelamkan di Bak dan Digorok, Jasadnya Ditemukan di Jurang

Siswa SD Tewas dengan 2 Luka Sayatan di Leher, Jasad Tersembunyi di Dalam Tumpukan Rumput

Istri Tewas Ditusuk Suami dari Belakang, Korban Dikurung di Kamar Indekos Seusai Ditikam

Fakta-fakta Meninggalnya Bripka Rezi Adyiansah, Jatuh di Pinggir Lintasan

Menurut Kapolsek Pulau Panggung, Tanggamus, Inspektur Satu Ramon Zamora, korban dalam kasus pria tewas saat panjat pohon, beralamat di Pekon Waringin Sari Timur, Kecamatan Adiluwih, Pringsewu.

Jenazah korban pertama kali ditemukan oleh Kirman, pengelola hutan lainnya.

 "Kirman sengaja datang ke kebun Nasibun untuk membeli pisang, yang ada di tempat tersebut."

"Namun sebelum Kirman sampai di gubuk Nasibun, dia kaget lihat korban tertelungkup," kata Ramon Zamora, Senin (3/2/2020).

Ia menjelaskan, saat itu, posisi Nasibun tertelungkup di jalan arah gubuknya.

Leher korban tercekik tali keruntung, yang tersangkut di pohon kopi.

Selanjutnya, Kirman langsung menghubungi saksi Nurholis, agar dapat memberitahukan kondisi tersebut kepada Turmin yang jadi ketua untuk wilayah Saung Naga.

Berdasarkan keterangan tim medis dari Puskesmas Ulu Belu, Edy Susanto, setelah pemeriksaan di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

"Maka dugaan penyebab meninggalnya korban karena Terpeleset lalu jatuh dan lehernya terjerat tali keruntung yang disandang korban," jelas Ramon.

Pemborong buah Tewas tersetrum

Sementara itu, seorang pemborong buah meninggal di atas pohon petai di Pekon Banjar Agung Ilir, Kecamatan Pugung.

Menurut Kapolsek Pugung, Inspektur Dua Okta Devi, korban bernama Ari Manto.

Saat kejadian, korban sedang menyengget buah petai.

Korban biasa kerja sebagai pemborong buah.

Jasad korban dilihat pertama kali oleh Muslihan dengan posisi terlentang di cabang pohon petai setinggi 12 meter.

Dugaannya karena tersetrum karena di dekatnya ada kabel listrik tegangan tinggi.

"Korban meninggal dunia di atas pohon dengan kondisi terlentang dugaan tersengat aliran listrik tegangan tinggi ketika mengunduh buah petai," kata Okta.

Ia menjelaskan, proses evakuasi warga Dusun Ampera, Pekon Banjar Agung Udik, Pugung tersebut melibatkan petugas PLN dan warga.

Mulanya, jenazah diturunkan menggunakan tangga lalu diikatkan dengan tali.

Okta menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi-saksi, korban memanjat pohon petai seorang diri.

Ia lalu langsung menyengget buat petai yang diborong olehnya.

Tewas di bawah pohon rambutan

Sebelumnya, seorang pria tewas di bawah pohon rambutan, Senin (23/12/2019).

Jenazah kakek tersebut ditemukan setelah dilaporkan menghilang selama 2 hari.

Jenazah ditemukan di kebun tak jauh dari rumahnya.

Sosok pria tewas itu ketahui bernama Wawang alias Wa'ang (60), warga Jalan Ir Sutami, Kelurahan Way Gubak, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung.

Dari informasi yang dihimpun, Wa'ang diduga meninggal dunia lantaran terjatuh dari pohon rambutan setinggi tujuh meter.

Bian, warga sekitar, mengatakan, jenazah korban ditemukan oleh anaknya sekitar pukul 09.00 WIB.

"Tadi pagi anaknya lagi nyariin, ketemu di kebun gak bernyawa. Sempat minta tolong," kata Bian.

Menurut Bian, korban diduga terjatuh dari pohon rambutan.

"Dia (korban) biasa manjat pohon. Kerjaannya jualan sayur. Jadi kadang cari nangka muda, jadi harus manjat," sebutnya.

Bian mengaku kaget dengan musibah yang menimpa korban.

Pasalnya, pihak keluarga sempat mengira korban sedang ke luar kota.

"Dikira anaknya (korban) ke Metro. Karena dia sering ke sana dan gak ada pamit. Ya kebunnya deket, sampingan sama rumahnya. Paling seratus meteran," tandasnya.

Sementara itu, Kapolsek Sukarame AKP Poeloeng Arsa Sidanu memastikan korban Tewas karena kecelakaan.

"Ini murni kecelakaan. Dari hasil olah TKP tidak ada luka penganiayaan," tuturnya.

Dari hasil keterangan saksi, korban diduga terjatuh dari pohon rambutan setinggi tujuh meter.

"Korban sempat pergi dari rumah tanpa pamit. Satu-dua hari gak ketemu. Biasanya pergi ke Metro, sehingga tidak curiga," sebutnya.

Namun, ternyata korban ditemukan anaknya sendiri dalam kondisi tak bernyawa di bawah pohon yang tak jauh dari rumahnya.

"Jarak dari rumah 100 meter. Dari olah TKP ditemukan meninggal dunia. Kondisi kepala dan mulut mengeluarkan darah," bebernya.

Untuk memastikan korban Tewas karena kecelakaan, polisi mengumpulkan barang bukti berupa ranting patah yang diduga bekas pijakan kaki korban.

"Ada ranting pohon yang diinjak oleh kaki korban. Korban naik pohon dan tidak seimbang. Kayu juga gak kuat menahan beban korban sehingga jatuh," tandasnya.

Dalam kasus pria tewas setelah leher tersangkut tali saat panjat pohon kopi di Tanggamus, korban diduga Terpeleset. (Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved