Tribun Lampung Selatan
Kisah Anggota Polair Sumbang Buku untuk Anak-anak di Pulau Rimau: Anak Pulau Juga Bisa Berprestasi
Menurut Bripka Agung GA, dirinya telah aktif terlibat dalam kegiatan sosial literasi bergerak sejak tahun 2017 lalu.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Reny Fitriani
Dirinya kerap berinteraksi dengan para penggiat literasi bergerak lainnya yang ada di Lampung Selatan.
Ia berkolaborasi dengan Ratmiadi dan Ardiyanto, dari penggiat literasi Perahu Pustaka.
Saat melakukan kegiatan patroli sambang pulau, dirinya melihat kenyataan banyak dari anak-anak pulau kurang memiliki kemampuan membaca yang baik.
Ia mendapati anak-anak menghabiskan waktunya dengan bermain.
“Anak-anak ini ada yang sudah kelas 3 SD. Tapi kemampuan membacanya kurang lancar,” kata Agung GA kepada Tribun yang ikut kegiatan Sambang Pulau pada Rabu (5/2) lalu.
Mendapati kenyataan ini, bersama dengan penggiat literasi Perahu Pustaka Bakauheni dirinya membangun satu pojok baca di Pulau Rimau.
Pojok baca ini diisi dengan buku bacaan dari Perahu Pustaka dan juga dari dirinya.
“Pojok baca di Pulau Rimau ini dimaksudkan agar anak-anak tidak menghabiskan waktunya hanya untuk bermain. Tapi juga membaca. Karena di pojok baca ini juga bisa untuk kegiatan TPA,” ujar pria yang beristrikan wanita asal Bakauheni ini.
Tidak hanya mendirikan pojok baca bersama dengan penggiat literasi Perahu Pustaka. Bripka Agung GA pun, kerap membawa buku bacaan untuk disumbangkan pada perpustakaan di SD Negeri 5 Sumur di Pulau Rimau.
Seperti pada Rabu lalu dirinya membawa belasan buku bacaan anak SD untuk disumbangkan ke perpustakaan sekolah yang ada di Pulau Rimau.
Bagi dirinya, anak-anak yang ada di pulau berhak untuk bisa mengakses buku bacaan yang dibutuhkannya, seperti pada anak yang tinggal di kota.
Menurutnya anak-anak yang tinggal di pulau juga bisa berprestasi.
Hanya saja mereka tidak memiliki fasilitas dan akses yang mudah untuk bisa mengembangkan potensi dirinya.
Sementara saat anak-anak pulau ini hendak melanjutkan pendidikannya atau masuk dunia kerja, mereka harus dihadapkan pada standar akademis tertentu yang menjadi syarat untuk bisa masuk.
Standar ini biasanya mengacu pada kondisi pendidikan anak-anak kota, yang memiliki fasilitas dan akses yang lebih baik.