Tribun Lampung Utara
Ratusan Warga Lampura Nikmati Durian Gratis di Festival Durian Lokal Gunung Gijul
Ratusan warga Lampung UTara ramai-ramai menikmati durian yang disajikan oleh aparatur desa Gunung Gijul.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Bayu Saputra
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, ABUNG TENGAH - Ratusan warga di Bumi ragem Tunas Lampung ramai-ramai menikmati durian yang disajikan oleh aparatur desa Gunung Gijul, Abung Tengah.
Ada sebanyak 12 jenis atau varian durian yang disajikan secara gratis dalam Festival Durian Lokal Gunung Gijul, diantaranya durian jenis Ceri dan Nirwana.
Masyarakat yang datang selain dari Gunung Gijul ada juga berasal dari luar desa.
Para peserta festival ini disuguhkan durian tersebut secara gratis namun ada juga yang sengaja dijual.
Begitu dimulai dengan aba-aba boleh memakan durian, masyarakat secara langsung mengambil dan membelah durian tersebut.
• Makan Durian Jatuh Sepuasnya Cuma Rp 60 Ribu di Wisata Durian H Haqui Lampung Selatan
• Mengenal Wisata Durian H Haqui di Lampung Selatan, Pengunjung Dibatasi Agar Tidak Kecewa
• Pelaku Pembunuhan Istri Tua Ternyata Pembunuh Kapolsek Blambangan Umpu AKP Wiyono
• Suami Bunuh Istri Tua Sepulang Menjenguk Istri Muda, Pura-pura Menangis karena Dibegal
Hiruk pikuk suasana festival membuat gaduh peserta.
Aroma durian yang sangat harum di hidung membuat siapa saja tergoda.
Kades Gunung Gijul Abung Tengah Feri Ferdiansyah mengatakan ada sebanyak 23 varian yang sengaja disajikan untuk memanjakan lidah pengunjung.
Festival yang kedua kali ini mengharapkan agar masyarakat luas hingga internasional juga tahu.
Jika durian di Gunung Gijul juga memiliki kualitas rasa yang terjamin dibandingkan dengan durian lainnya.
Tujuan digelarnya festival yakni mengajak masyarakat yang gemar makan durian untuk membeli dan makan langsung ke kampung tersebut.
"Kita juga punya kualitas durian yang bagus dibanding dengan durian lainnya. Makanya saya meminta kepada masyarakat kalau mau makan enak di kampung kami ini," ajaknya, Senin 10 Februari 2020.
Sampai saat ini memang akses (jalan) hingga jembatan yang masih terkendala untuk bisa mencapai ke desa durian.
Sebagai pamong dirinya mewakili petani durian mengharapkan kepada pemerintah atau pihak swasta merealisasikan akses jalan untuk diperbaiki.
Selain itu juga bisa meganggarkan dan membangun jalan dan jembatan tersebut.
Selain durian memang yang menjadi komoditas unggulan petani disini yakni madu dan beberapa bunga.
Lalu ada juga 9 air terjun yang menjadi primadona kampung Gunung Gijul ini dan memang belum digarap dengan serius.
Nantinya festival durian ini akan diagendakan setiap tahunnya dan menjadi kalender terutama bagi desa maupun Dinas Pariwisata (Dispar) Lampung Utara.
Kadispora Lampung Utara Ilham Akbar menjelaskan jika Pemkab Lampura akan terus mendukung Desa Gunung Gijul dalam mempromosikan desa durian ini.
"Kita secara penuh akan mendukung serta mensuport dan akan dijadikan perencanaan yang matang untuk kalender wisata tahunan," katanya.
Kedepannya juga dalam menggelar festival ini pihaknya akan ajak konsultan guna mensukseskan kegiatan tersebut.
Ada sumber alam, satwa, keindahan alam, budaya yang nantinya akan terintegrasi dalam perencanaan Pemkab Lampung Utara.
Termasuk juga melibatkan aparat keamanan baik Polri dan TNI dalam mensukseskan festival ini kedepannya.
Termasuk juga akan disosialisakan kepada khalayak ramai dan akan menjadi kalender nasional festival durian Gunung Gijul tersebut.
Segera Pemkab Lampura akan mendaftarkan festival durian Gunung Gijul ini kepada pemerintah pusat.
Lalu akan direncanakan perbaikan infrastrukur secara bertahap dengan dengan kebutuhan yang diperlukan.
Akan tetapi pada 2020 melalui APBD Perubahan akan lebih dahulu jembatan ini akan diperbaiki.
Anton, masyarakat Abung Selatan yang juga hadir pada festival durian ini mengaku sangatlah senang ada festival tersebut.
Memang agenda ini telah ditunggunya sejak lama, karena tahun lalu juga dirinya datang untuk menikmati durian gratis.
"Tahun ini durian yang disajikan lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu. Senang saja bisa makan durian secara gratis," katanya.
"Duriannya bagus dan manis, aromanya juga ciri khas semerbak dibandingkan dengan durian dari daerah lainnya," tukas dia. (Tribunlampung.co.id/bayu saputra)