Tribun Bandar Lampung
Trauma Pasca Ditampar dan Dituduh Penculik, Nenek Pemulung Ini Takut Lihat Pintu Terbuka
Nenek yang berprofesi sebagai pemulung ini dituduh sebagai penculik oleh wanita bernama Gita Mandasari (35), warga Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kisah wanita bernama Irawati (55), warga Kecamatan Ilir Barat 2, Palembang, Sumatera Selatan, menjadi viral.
Nenek yang berprofesi sebagai pemulung ini dituduh sebagai penculik oleh wanita bernama Gita Mandasari (35), warga Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Pangeran Antasari, tepatnya di depan Toko Mega Warna, Kelurahan Tanjung Baru, Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung, Rabu (12/2/2020) sekitar pukul 15.30 WIB.
Dalam video yang beredar, Irawati mendapat perlakuan kurang pantas dari Gita.
• Di-bully karena Video Tampar Pemulung Viral, IRT Bandar Lampung Ini Buka Suara
• Tak Terima Disebut Penculik, Nenek Irawati Laporkan Wanita Pem-bully ke Polda Lampung
• Kuasa Hukum Ungkap Fakta Mengejutkan Kondisi Psikis Bupati Agung
• Jual Motor Tarikan, 2 Oknum Debt Collector Diringkus Polres Tanggamus
Di hadapan orang banyak, Gita menuding Irawati hendak menculik anaknya.
Merasa menjadi kekerasan, Irawati dengan ditemani oleh Kartini melaporkan kasus ini ke Polda Lampung, Senin (17/2/2020) malam.
Kejadian itu menjadi viral karena videonya beredar di media sosial.
Mewakili Irawati, Kartini mengatakan, pasca kejadian tersebut, Irawati mengalami trauma.
Ia tak mau ditemui oleh orang lain.
"Setelah kejadian, Nenek Surwati trauma, gak bisa lihat orang banyak dan liat pintu terbuka," katanya di Mapolda Lampung.
Jika melihat pintu terbuka, Irawati kerap menjerit ketakutan.
Kartini sendiri baru tahu Irawati menjadi korban bullying setelah melihat video di Youtube.
"Saya tahu liat dari Youtube anak saya. Pagi-pagi saya langsung bertindak," tegasnya.
Kartini menuturkan, pihaknya melaporkan Gita Mandasari karena tidak ada iktikad baik.
"Yang bersangkutan tidak ada iktikad baik kepada Nenek. Jadi kami minta keadilan untuk membersikan nama dia (Surawarti)," tegasnya.
M Ali, kuasa hukum dari BMW and Partner, mengatakan, pihaknya melaporkan Gita ke polisi atas dugaan fitnah dan penganiayaan.
"Ini atas tindak pidana fitnah dan penganiayaan," tegasnya.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id, Irawati tengah menjalani pemeriksaan intensif di ruang Subdit 3 Ditkrimum Polda Lampung.
Saat dikonfirmasi, Plt Kasubdit 3 Ditreskrimum Polda Lanpung Kompol Yustam belum berkomentar banyak.
"Nanti dulu, masih proses," kata Yustam.
Gita Pasrah
Warganet ramai-ramai mem-bully akun sosial media seorang ibu rumah tangga di Bandar Lampung yang terlibat cekcok dengan pemulung karena dicurigai menculik anak beberapa hari lalu.
Wanita tersebut bernama Gita Mandasari (35), warga Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.
Menanggapi banyaknya komentar miring warganet di akun pribadi Facebook dan Instagram miliknya, Gita pun buka suara.
Ia mengaku pasrah dan menyerahkan semua masalah yang menyangkut diri dan keluarganya ke pihak polisi.
"Saya cuma diam setiap baca komentar maupun inbox langsung ke saya. Sedih ya. Tapi mau gimana lagi. Itu hak mereka," ujar Gita saat ditemui di kediamannya, Senin (17/2/2020).

Gita pun mengaku sudah bertemu langsung dengan Irawati, pemulung yang awalnya diduga pelaku penculikan pasca video viral.
Secara pribadi, kata Gita, ia sudah meminta maaf terkait masalah tersebut.
Menurut dia, banyak hal yang belum diketahui warganet di balik viralnya video tersebut.
Ternyata, ada pengalaman beberapa hari sebelum Irawati datang dan dituduh hendak melakukan penculikan anak.
"Dua hari sebelumnya ada pria paruh baya pake kemeja nawari anak saya buah. Saya tanya, bapak itu katanya memang suka dengan anak kecil," jelasnya.
Dari situ, lanjut Gita, muncul rasa waswas terhadap orang asing.
Terlebih lagi saat orang asing itu mencoba interaksi dengan kedua anaknya yang masih berusia 6 dan 10 tahun.
"Jadi kemarin itu waktu kejadian, Ibu Irawati ini nepuk-nepuk tangan seperti mau manggil anak saya," katanya.
Melihat gelagat mencurigakan, Gita langsung mendatangi Irawati dan menanyakan perihal maksud dan tujuannya.
Diakui Gita, tudingan tersebut karena naluri seorang ibu dalam melindungi anaknya.
"Bukan saya yang melaporkan Ibu Irawati. Ibu itu dibawa ke kantor polisi atas keinginan warga dapat perlindungan," katanya.
Terkait kekerasan fisik yang dilakukan terhadap Irawati, kata Gita, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk pembelaan.
Lantaran Irawati berusaha meludahi dan menarik baju Gita.
"Kalaupun ada pihak yang ingin melaporkan saya ke polisi silakan. Saya akan hadiri panggilan polisi," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad)