Lobi DPRD Pringsewu Diterjang Angin

DPRD Pringsewu Porak-poranda Diterjang Angin Kencang, Pegawai: Seperti Ada Pesawat Terbang di Atap

Angin kencang menerjang lobi gedung DPRD Pringsewu, Kamis (20/2/2020) malam.

Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C
DPRD Pringsewu Porak-poranda Diterjang Angin Kencang, Pegawai: Seperti Ada Pesawat Terbang di Atap. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Angin kencang menerjang lobi gedung DPRD Pringsewu, Kamis (20/2/2020) malam.

Akibatnya, kaca gedung berukuran 15 meter persegi pecah, plafon ukuran 270 meter persegi juga ambrol.

Pecahan kaca dan material plafon berserakan di lantai lobi.

Sejumlah pekerja di DPRD Pringsewu terlihat membersihkan puing-puing kaca dan plafon yang berserakan tersebut pada Jumat pagi.

Saat kejadian itu, seorang staf Sekretariat DPRD Pringsewu, Elidasari (33), sedang lembur.

Memprihatinkan, Siswa SD di Lampung Belajar Sambil Kehujanan, Bangunan dari Papan hingga Bambu

Sejumlah Aset Pringsewu Rusak, BMKG Sebut Angin Kencang Lebih 46 Knot Lintasi Pringsewu

Selain Lobi DPRD, Landmark Pringsewu Juga Rusak Akibat Angin Kencang, Salah Satu Hurufnya Tumbang

Ia menceritakan, saat kejadian cuaca sedang hujan deras. Tiba-tiba ada angin kencang.

Dia kemudian mendengar suara kaca terjatuh. Suara sangat kencang.

Tak lama kemudian, listrik PLN padam.

"Suasana sangat mencekam. Mengerikan. Saya sedang lembur kerjaan jadi masih berada di sekretariat DPRD," tuturnya, kemarin.

"Suara angin di atas atap, seperti ada pesawat di atas gedung. Kencang bener anginnya. Tiba-tiba semua pada ambrol," tambah dia. Listrik terusnya, baru hidup kembali sekitar pukul 23.00 WIB dan semua sudah berantakan.

Sekretaris DPRD Pringsewu Budi Heryanto mengungkapkan bahwa peristiwa itu musibah.

Kejadian seperti itu sudah dua kali terjadi di gedung DPRD Pringsewu.

Namun karena kejadian di lobi, jadi tidak mengganggu aktivitas kerja di DPRD Pringsewu.

Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat Ahmad Saefudin mengatakan, kerusakan gedung DPRD tersebut akibat angin puting beliung.

Pihaknya akan segera memperbaiki kerusakan yang ada.

Sebab, 2 April nanti akan digunakan untuk rapat paripurna HUT ke-11 Kabupaten Pringsewu.

Terkait kerugian, ia mentaksir, sekitar seratusan juta.

Angin kencang rupanya tidak hanya merusak lobi gedung DPRD Pringsewu.

Landmark kabupaten Pringsewu juga rusak.

Huruf "G" pada landmark bertuliskan Pringsewu, tumbang.

Warga sekitar menyebut, huruf G itu tumbang akibat tersapu angin kencang.

"Anginnya semalam tiba-tiba kencang, payung-payung di taman bunga saya juga rusak," ujar pria paruh baya yang enggan disebut namanya.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung Rudy Harianto mengungkapkan, berdasarkan analisa BMKG sejak Kamis hingga Jumat (20-21/2/2020) terjadi perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan.

Perbedaan tekanan udara tersebut antara Belahan Bumi Utara (BBU) dan Belahan Bumi Selatan (BBS) di wilayah Australia.

"Hal ini berdampak angin berhembus kencang dari BBU menuju BBS dan wilayah Lampung salah satu yang dilewati," ungkap Rudy.

Berdasarkan pantauan radar cuaca BMKG, angin kencang tersebut melintasi wilayah Lampung Utara, Lampung Tengah, Pringsewu, Pesawaran, Lampung Selatan, hingga Bandar Lampung.

"Angin kencang dengan kecepatan paling besar mencapai lebih dari 24 m/s atau 46 knot," ujarnya.

Peringatan Dini

BMKG merilis peringatan dini di sejumlah provinsi di Indonesia, termasuk Lampung, untuk Minggu (16/02/2020).

Peringatan dini tersebut disampaikan pada situs resmi BMKG, bmkg.go.id.

Ada 21 provinsi yang mendapatkan peringatan dini, Minggu (16/02/2020).

Sementara itu, wilayah lainnya berpotensi hujan sedang-lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

Berikut daftar peringatan dini BMKG besok Minggu, 16 Februari 2020, dilansir bmkg.go.id 

Wilayah berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang :

1. Aceh

Aceh Selatan

Aceh Barat

Nagan Raya

Subulussalam

Aceh Singkil

Aceh Jaya

Aceh Tenggara

2. Bali

Bali bagian Barat

Bali bagian Tengah

Bali bagian Timur

3. Bengkulu

4. DKI Jakarta

Jaksel

Jaktim

5. Jambi

Batanghari

Tebo

Bungo

Merangin

Sarolangun

6. Jawa Barat

Bogor

Depok

Bekasi

Karawang

Sukabumi

Cianjur

Purwakarta

Subang

Kuningan

Tasikmalaya

Garut

Ciamis

Cirebon

Indramayu

Bandung

Garut

Majalengka

Sumedang

Pangandaran

Banjar

7. Jawa Timur

Lamongan

Tuban

Kab. Pasuruan

Kab. Probolinggo

Kota Probolinggo

Lumajang

Bondowoso

Situbondo

Banyuwangi

Pamekasan

Sumenep

Surabaya

Sidoarjo

Kab. Mojokerto

Jombang

Nganjuk

Ngawi

Magetan

Ponorogo

Kab. Kediri

Kota Malang

Batu

Kota Pasuruan

Pulau Bawean

8. Kalimantan Selatan

Barito Kuala

Banjar

Tanah Laut

Tanah Bumbu

Kotabaru, dan sekitarnya

9. Kalimantan Tengah

10. Kalimantan Timur

Tenggarong

Long Apari

Long Bagun

Bongan

Muara Jawa

Bentian Besar

Long Iram

Melak

Muara Pahu

Muara Koman

Damai

11. Lampung

Pesawaran

Tanggamus

Pringsewu

Lambar

Lampura

Tuba barat

Lamteng

Lamtim

Pesibar

12. Nusa Tenggara Barat

Lombok Timur

Lombok Barat

Lombok Utara

Mataram

Sumbawa

Bima

Dompu

13. Sulawesi Tengah

Palu

Donggala

Sigi

Parimo

Poso

Touna

Tolitoli

Buol

Morowali

Morowali Utara

Banggai

Bangkep

Banggai Laut dan Sekitarnya

14. Sulawesi Tenggara

Konawe Selatan

Konawe

Kolaka Timur

Kolaka

Kendari

Konawe Utara

Bombana

15. Sumatera Barat

Kep.Mentawai

Pasaman barat

Agam

Padang pariaman

Pariaman

Solok Selatan

Dharmasraya

16. Sumatera Selatan

OKI

Muara Enim

Lahat

Pagar Alam

Empat Lawang

OKU Selatan

Musi Banyuasin

Musi Rawas

Musi Rawas Utara

Banyuasin

PALI

Muara Enim

OKU

OKU Timur

17. Sumatera Utara

Lereng Barat

Pegunungan

Pantai Barat Sumut

Wilayah berpotensi hujan sedang-lebat :

1. Kalimantan Barat

Sanggau

Melawi

Kayong Utara

Sambas

Ketapang

Landak

Mempawah

Pontianak

Kubu Raya

Kapuas Hulu

Bengkayang

Sekadau

Sintang

2. Kalimantan Utara

Tana Lia

Tidung

Krayan Selatan

Wilayah berpotensi angin kencang :

1. Banten

Lebak bag. Selatan

Pandeglang bag. Selatan

2. Maluku

Kab. Kep. Aru

3. Nusa Tenggara Timur

Perairan NTT

Wilayah berpotensi gelombang tinggi :

1. Bali (2 meter atau lebih)

Selat Bali bag. Selatan

Selat Badung

Selat Lombok bag. Selatan

Samudera Hindia Selatan Bali

2. Maluku (1.25-2.5 meter)

Laut Banda Selatan Bagian Timur

Perairan Kepulauan Tanimbar

Perairan Selatan Kepulauan Kai-Aru

Laut Arafuru

3. Nusa Tenggara Barat (2 meter atau lebih)

Selat Lombok Bagian Selatan

Selat Alas Bagian Selatan

Samudera Hindia Selatan NTB

Selat Sape bagian Selatan

4. Nusa Tenggara Timur

Perairan NTT

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Lobi gedung DPRD Pringsewu porak-poranda diterjang angin puting beliung. (Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved