Anak Hanyut di Bandar Lampung
Camat Labuhan Ratu Imbau Orangtua Awasi Anak-anak: Bukan Bebas Main, tapi Belajar di Rumah
Camat Labuhan Ratu Tarsi mengatakan, selama libur sekolah di masa tanggap darurat virus corona atau Covid-19, para orangtua wajib mengawasi anak.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Noval Andriansyah
Hanya saja, Siti tak dapat menahan anaknya untuk bermain dengan teman seusianya.
Kepergian putra sulung dari 3 bersaudara tersebut, membuat Siti terpukul.
Siti mengaku tak ada firasat apapun, sebelum akhirnya buah hatinya tersebut ditemukan meninggal dunia dengan cara tragis.
Siti mengingat, beberapa hari sebelumnya, Rohim pernah menanyakan, bagaimana rasanya Meninggal Dunia.
"Dia (Rohim) tanya sama saya, 'Buk, kalau orang mati itu rasanya seperti apa?' Kaget saya, kok ngomongnya gitu," beber Siti.
Siti pun menasehati Rohim untuk tidak sembarangan dalam berucap.
Tak disangka, beberapa hari setelahnya, Rohim meregang nyawa setelah terseret arus sungai sejauh 7 kilometer.
"Kata temannya Rohim sempat melambaikan tangan minta tolong, tapi karena arusnya deras, hujan juga, jadi temannya ga berani nolong," terangnya.
Jenazah Rohim telah dimakamkan di TPU Kampung Baru.
Meski berat, keluarga tampak mengiklaskan kepergian Rohim untuk selamanya.
"Mungkin sudah jalannya, semoga anak saya ditempatkan di surga, amin," tukas Siti Aminah.
Pamit ke Rumah Nenek
Orangtua M Rohim (8), bocah hanyut di sungai, tak menyangka putra sulungnya Tewas dengan cara mengenaskan.
Seorang bocah hanyut terseret arus sungai di sebelah Indogrosir, Jalan Soekarno Hatta (Bypass), saat hujan lebat mengguyur kota Bandar Lampung, pada Selasa (14/4/2020) sore. Tim Satgas Gabungan menemukan anak hanyut itu pada Rabu (15/4/2020).
Ayah korban, Hidayat (30) mengatakan, pada Selasa (14/4/2020) sekira pukul 15.00 WIB, anaknya M Rohim pamit untuk pergi ke rumah neneknya, tak jauh dari rumah mereka.