Cerita Warga Bandar Lampung Berpuasa di UK, Rilda Tak Bisa Dapatkan Cincau Akibat Pandemi Corona
Perbedaan waktu, cuaca, budaya, makanan, menjadi tantangan tersendiri berpuasa di luar negeri.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Bahkan akibat pandemi, kini dirinya tidak bisa lagi mendapatkan cincau dan kolang-kaling karena persediaannya di toko Asia kosong.
Rilda begitu merindukan Lampung.
Terutama keluarga dan juga makanannya.
"Yang dirindukan dari Lampung banyaaak. Rindu kumpul dengan keluarga, teman-teman, juga makanannya," tuturnya.
Rilda ingin sekali menyantap nasi Begadang, nasi uduk Toha, mie Koga, pempek Kupang atau Nori, bakso Sony, sate dan siomay Pahoman, hingga pindang Cek Mat Panjang.
Di UK sendiri diakuinya sudah menerapkan lockdown sejak 23 Maret 2020.
Jadi hampir semua orang di rumah saja, kecuali pekerja sektor vital.
"Masyarakat hanya boleh berinteraksi dengan orang-orang yang tinggal satu rumah," kata perempuan kelahiran Bandar Lampung ini.
Masyarakat dilarang berkerumun.
Jika aturan ini dilanggar, polisi akan memberi hukuman.
Lockdown di UK diprediksi akan sampai akhir tahun.
Ini karena angka penyebaran kasus dan angka kematian per hari di UK tinggi.
Sejak Maret, total orang meninggal dunia sekitar 25 ribu jiwa.
"Penyebaran Covid sangat cepat di pertengahan Maret, ketika liburan tengah semester. Jadi pergerakan orang dari dalam dan luar UK sangat pesat," paparnya.
Rilda begitu merasakan suasana aktivitas rumah sakit yang semakin sibuk akibat wabah ini.