Tribun Bandar Lampung
2 Anggota Sindikat Curanmor di Bandar Lampung Dibekuk, Otak Komplotan Kabur Saat Digerebek
Tekab 308 Polresta Bandar Lampung membekuk dua anggota sindikat pencurian sepeda motor (curanmor), Rabu (6/5/2020) dini hari.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tekab 308 Polresta Bandar Lampung membekuk dua anggota sindikat pencurian sepeda motor (curanmor), Rabu (6/5/2020) dini hari.
Keduanya yakni Bayu Pratama (19) dan Doni Saputra (19), warga Kaliawi, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung.
Penangkapan bermula saat Tim Opsnal Tekab 308 Polresta Bandar Lampung melakukan patroli.
Polisi mencurigai gerak-gerik kedua tersangka saat berada di kawasan Jalan Kartini, Bandar Lampung.
Petugas kemudian memeriksa kedua tersangka berikut sepeda motor Honda Beat tanpa pelat nomor.
• Curanmor di DPRD Lampung Tengah, Pelaku Todongkan Senpi ke Pol PP
• 2 Pencurian di Pringsewu Viral karena Terekam CCTV
• Mantan Wagub dan Wabup di Lampung Jadi Saksi Sidang Suap Fee Proyek Lampung Utara
• Jual Truk Curian, Pria Tanjung Bintang Ini Beli 2 Motor Sekaligus
"Saat dilakukan pemeriksaan, tersangka BP sempat berupaya melarikan diri. Namun kembali diamankan Tekab," ujar Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Rosef Efendi.
Rosef menjelaskan, polisi kemudian mengecek identitas sepeda motor yang dibawa kedua tersangka.
Setelah diusut, ternyata sepeda motor tersebut merupakan hasil curian di sebuah ruko yang ada di kawasan Jalan Imam Bonjol, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Senin (4/5/2020) lalu.
Dari hasil interogasi awal, sepeda motor tersebut merupakan milik GS, warga Kaliawi, Bandar Lampung, yang merupakan rekan kedua tersangka.
GS diduga sebagai otak komplotan ini.
"Dari pengakuan tersangka BP, sedikitnya sudah lebih dari tiga kali melakukan aksi curanmor di sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung," jelasnya.
Petugas kemudian melakukan pengembangan dengan menggerebek kediaman GS.
Saat mendatangi rumah GS, polisi dihalang-halangi pihak keluarganya.
Bahkan, sempat terjadi ketegangan antara polisi dan orangtua GS.
Dalam insiden itu, GS berhasil melarikan diri.