Ekonomi Lampung Terpukul, Kadin-Hipmi: Pengusaha Harus Inovasi!

Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat, pertumbuhan ekonomi daerah ini hanya 1,73 persen untuk triwulan I tahun 2020.

Facebook @Yuria
Wakil Ketua Kadin Provinsi Lampung Yuria Putra Tubarat. 

Pertumbuhan tersebut diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 90,40 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 60,38 triliun.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada triwulan I-2019 (year on year) artinya mengalami pelemahan yang tumbuh 5,21 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha jasa lainnya, penyediaan akomodasi dan makan minum, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 4,53 persen.

Struktur ekonomi di Lampung masih didominasi oleh 3 lapangan usaha yakni pertanian, industri, dan perdagangan. Mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) dibanding dengan triwulan 1-2019 adalah sektor lapangan pertanian sebesar 2,84 persen sementara triwulan 1 2019 mengalami pertumbuhan 1,21 persen.

Industri yang tadinya mengalami pertumbuhan 7,47 persen pada triwulan 1- 2019 kini hanya 1,41 persen pada triwulan yang sama di 2020.

Sedangkan perdagangan pada triwulan 1-2019 mengalami pertumbuhan 8,11 persen kini pada triwulan 1 2020 hanya 2,68 persen.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama masih terbilang positif.

"Kemudian berdasarkan rilis BPS kemaren ada beberapa hal yang jadi catatan, yaitu pertumbuhan ekonomi kita yaitu kuartal pertama seperti diperkirakan akibat pandemi covid kita masih positif di Q1, 2,97 persen," kata Airlangga.

Menurut Airlangga pertumbuhan ekonomi yang menurun tersebut sama seperti negara lainnya yang menghadapi pandemi corona.

Terjadi demand shock (anjloknya permintaan) yang dapat dilihat dari turunnya permintaan rumah tangga.

"Kegiatan ekspor impor juga menurun karena memang banyak negara yang dalam tanda petik shut down," katanya.

Airlangga berharap ada strategi keluar menghadapi kondisi tersebut. Salah satunya dengan tetap memperbolehkan pabrik beroperasi namun dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Kemudian persiapan untuk relaksasi menggunakan masker dan yang lain sesuai standar covid dan ini sedang disiapkan oleh BPNB," katanya.(rob/nif/tribun network)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved