Kasus Corona di Lampung

Diabetes dan Hipertensi Pemicu Tertinggi Kematian Covid-19

Berdasarkan penelusuran Tribunlampung.co.id, hampir sebagian besar pasien positif, PDP dan ODP yang meninggal memiliki penyakit penyerta.

Freepik
Ilustrasi - Diabetes dan hipertensi pemicu tertinggi kematian Covid-19. 

Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung dr Asep Sukohar mengatakan, kelompok usia lanjut usia pertengahan hingga lanjut usia termasuk kelompok yang rentan terpapar Covid-19. Ini karena sistem imunitas kelompok usia tersebut telah menurun.

Selain itu, orang dengan usia di atas 50 tahun umumnya telah memiliki penyakit penyerta. Itu mengapa, jika dilihat dari data pasien Covid-19 yang meninggal dunia, umumnya berusia di atas 50 tahun dengan disertai penyakit penyerta.

"Penyakit penyerta terbanyak itu kencing manis. Selain itu darah tinggi dan stroke. Ini kelompok rentan terhadap penularan Covid-19. Jadi umumnya orang yang tertular Covid hingga meninggal dunia merupakan orang yang memiliki penyakit penyerta," bebernya.

Selain kelompok usia 50 tahun ke atas, kelompok usia balita juga rentan terpapar Covid 19. Karena sistem imun tubuhnya belum sempurna. "Untuk itu, dua kelompok usia ini harus benar-benar mengikuti anjuran pemerintah, seperti jaga jarak, memakai masker, menjaga imunitas tubuh. Sehingga tetap sehat," jelasnya.

Pasien Bertambah

Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Provinsi Lampung mencatat pasien positif Corona kembali bertambah. Jika sebelumnya total berjumlah 83 orang, kemarin menjadi 84 orang atau bertambah satu orang. Dari jumlah itu, 52 orang masih dirawat, 26 sembuh, dan 6 orang meninggal dunia.

Untuk ODP sebanyak 3.112 orang. Rinciannya, sedang dalam pemantauan 98 orang, selesai pemantauan 3.010 orang, dan meninggal dunia 4 orang. Sedangkan untuk PDP 94 orang, isolasi 13 orang, sembuh 63 orang dan meninggal dunia sebanyak 18 orang.

Juru Bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 dr Reihana menjelaskan terkait tambahan satu pasien Corona kemarin. Pasien 84 ini merupakan warga Kabupaten Way Kanan. Pasien tersebut berjenis kelamin laki-laki berinisial SS usianya 17 tahun, dan pasien ini pernah bekerja selama tiga bulan di rumah makan yang ada di Jakarta.

Pada 2 Mei 2020 pasien tersebut berobat ke rumah sakit swasta di Jakarta dengan diagnosa gagal ginjal kronis. Keesokan harinya pada 3 Mei pasien ini pulang ke Way Kanan dan langsung masuk ke rumah sakit pemerintah setempat dengan diagnosa yang sama (ginjal kronis).

Kemudian 4 Mei bahwa pasien ini dirujuk ke rumah sakit Pemerintah di Bandar Lampung. Dengan dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan diagnosa ada hepatitis akut disertai cidera ginjal akut juga ada leptospirosis dan cholelithiasis dan dilakukan pengambilan swab oleh tim medis. Baru kemudian pada 19 Mei tim medis mendapatkan hasil swab dengan konfirmasi positif.

Reihana juga meminta masyarakat Lampung untuk hidup dengan new normal serta bedampingan dengan virus. "Berdasarkan pesan pak Presiden kita ini harus hidup berdampingan dengan virus, kita tidak pernah tahu kapan virus ini akan selesai," katanya.

Hidup berdampingan dengan virus dalam artian tetap menjalankan kehidupan seperti biasanya. Namun dengan menerapkan pola hidup yang baru. Seperti menggunakan masker, tetap jaga jarak, dan cuci tangan dengan sabun sesering mungkin.

"Jadi nanti kita akan terbiasa dengan selalu mengenakan masker kemana-mana, semoga semua masyarakat Lampung selalu dalam lindungan Allah SWT," katanya. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved