Tribun Bandar Lampung
Baru 33,3 Persen Penduduk Bandar Lampung yang Ikut Sensus Online
Program pengisian sensus tersebut dilakukan mulai 15 Februari hingga 29 Mei kemarin.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Bandar Lampung mengumumkan sebanyak 356,6 ribu penduduk kota setempat yang sudah mengisi sensus penduduk (SP) secara online.
Sebagai informasi program pengisian sensus tersebut dilakukan mulai 15 Februari hingga 29 Mei kemarin.
Menurut Kepala BPS Bandar Lampung Akhmad Nasrudin, setidaknya baru 33,3 persen penduduk yang berpartisipasi dalam sensus online itu.
"Bandar Lampung cukup tinggi angka partisipasinya yakni sebayak 356,5 ribu orang atau baru sebesar 33,3 persen," ujar dia saat diwawancarai Tribunlampung.co.id di lingkungan kantor Pemerintahan Kota Bandar Lampung, Jumat (5/6/2020).
Angka tersebut berada di posisi ke-tiga dalam lingkup wilayah Provinsi Lampung.
• Warga Panjang Tertinggi Sensus Online, BPS Gandeng PSMTI dan Developer Sosialisasi
• Pelaku Pencurian Uang Puluhan Juta di Toko Sembako Diamankan Setelah 6 Jam Beraksi
• PAD Lampung dan Pemkot Bandar Lampung Anjlok, Keuangan Daerah Babak Belur Akibat Pandemi
"Di bawah Pringsewu dan Lampung Tengah. Namun bedanya hanya sedikit," kata dia.
Dijelaskan olehnya angka partisipasi tersebut disebabkan adanya pembatasan pendampingan tim sensus karena adanya ancaman virus corona (Covid-19).
"Partisipasi awalnya cukup tinggi. Tapi mulai Maret sedikit menurun karena adanya Covid-19 di Bandar Lampung. Tim pendamping di beberapa pusat keramaian kita tiadakan mulai saat itu," jelas dia.
Diketahui belum lama ini Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan sebanyak 51,36 juta orang Indonesia yang sudah mengisi sensus penduduk (SP) secara online.
Kemudian dijelaskan Kepala BPS Suhariyanto me menjelaskan 51,36 juta orang ini setara dengan 19,05% dari 270 juta penduduk Indonesia.
Sementara untuk lingkup Provinsi Lampung, respon masyarakat dalam pengisian sensus penduduk ialah sebanyak 1,9 juta penduduk atau sebesar 22,5 persen.
"Kalau di Lampung ada 1,9 juta penduduk atau 22,5 persen," kata Nasrudin.
Warga Panjang Tertinggi Sensus Online
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bandar Lampung Akhmad Nasrudin mengatakan, pengisian sensus secara online di Kota Tapis Berseri sudah mencapai 50.006 Kartu Keluarga (KK) atau 210.392 penduduk.
Dari data tersebut yang sudah dinyatakan lengkap sebanyak 42.487 KK atau 176.821 penduduk.
Ia menambahkan, pencapaian tertinggi sensus online ada di Kecamatan Panjang terdata 5 ribu lebih KK.
Untuk itu, BPS terus mengoptimalkan pengisian sensus penduduk secara online melalui situssensus.bps.go.idyang akan berakhir 31 Maret mendatang.
Secara progress imbuhnya, Bandar Lampung masih yang tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Lampung terkait pengisian data sensus online.
"Target sensus online di Bandar Lampung itu 22 persen. Sisanya nanti dilakukan sensus wawancara, petugas sensus akan mengunjungi dari rumah ke rumah dari 1 Juli sampai 31 Juli,” terang Nasrudin.
Menurutnya, prioritas sensus secara online adalah masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi yang tidak memiliki waktu untuk dilakukan wawancara secara langsung terkait data kependudukannya.
"Contohnya masyarakat yang tinggal di daerah Tanjungkarang Pusat dan Enggal," paparnya.
BPS juga berkoordinasi dengan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) dan pengelola perumahan elite untuk bisa menggelar sosialisasi sekaligus pengisian sensus secara online.
Ia menyatakan, mengisi data sensus kependudukan secara online tidak memakan waktu terlalu lama dan caranya cukup mudah sehingga tidak menghambat pekerjaan masyarakat.
Nasarudin menyatakan, periode sensus wawancara, BPS bakal melakukan pendataan terhadap orang gila (orgil), anak jalanan (anjal), gembel dan pengemis 15 Juli mendatang.
Sensus akan dilakukan malam hari pada satu titik lokasi dimana mereka biasa berkumpul.
Menurut Nasarudin, sensus menyasar anjal dan sebagainya merujuk konsep semua warga harus didata karena terkait data kependudukan di Indonesia.
"Nanti kita hanya mencatat bahwa di sini ada sekian gelandangan dan segala macam,” terangnya.
“Jadi tidak sedetail yang punya data kependudukan. Tetapi setidaknya menggambarkan bahwa di daerah ini ada berapa jumlah orgil, dan lainnya beserta identifikasi tempatnya," tandas dia.
Hasil data tersebut akan terlihat penduduk yang memiliki identitas atau tidak. Penduduk yang tidak beridentitas ini, pencatatan dilakukan BPS hanya terkait jumlah dan lokasi tempat mereka berkumpul.(Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)