Tribun Bandar Lampung
Warga Panjang Tertinggi Sensus Online, BPS Gandeng PSMTI dan Developer Sosialisasi
Kepala BPS Bandar Lampung Akhmad Nasrudin mengatakan, pengisian sensus secara online di Kota Tapis Berseri sudah mencapai 50.006 KK.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bandar Lampung Akhmad Nasrudin mengatakan, pengisian sensus secara online di Kota Tapis Berseri sudah mencapai 50.006 Kartu Keluarga (KK) atau 210.392 penduduk.
Dari data tersebut yang sudah dinyatakan lengkap sebanyak 42.487 KK atau 176.821 penduduk.
Ia menambahkan, pencapaian tertinggi sensus online ada di Kecamatan Panjang terdata 5 ribu lebih KK.
Untuk itu, BPS terus mengoptimalkan pengisian sensus penduduk secara online melalui situssensus.bps.go.idyang akan berakhir 31 Maret mendatang.
Secara progress imbuhnya, Bandar Lampung masih yang tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Lampung terkait pengisian data sensus online.
• BPS Gandeng Universitas Lampung Sosialisasi Sensus Penduduk 2020
• Heboh Akun Sensus Palsu, BPS Tak Pernah Minta Data Ibu Kandung
• Belum Ada Instruksi dari Pemprov Lampung, Siswa SMKN 2 Tak Libur
• Tepergok Curi Motor di Panjang, Pemuda Lamtim Ini Babak Belur Dihajar Warga
"Target sensus online di Bandar Lampung itu 22 persen. Sisanya nanti dilakukan sensus wawancara, petugas sensus akan mengunjungi dari rumah ke rumah dari 1 Juli sampai 31 Juli,” terang Nasrudin.
Menurutnya, prioritas sensus secara online adalah masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi yang tidak memiliki waktu untuk dilakukan wawancara secara langsung terkait data kependudukannya.
"Contohnya masyarakat yang tinggal di daerah Tanjungkarang Pusat dan Enggal," paparnya.
BPS juga berkoordinasi dengan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) dan pengelola perumahan elite untuk bisa menggelar sosialisasi sekaligus pengisian sensus secara online.
Ia menyatakan, mengisi data sensus kependudukan secara online tidak memakan waktu terlalu lama dan caranya cukup mudah sehingga tidak menghambat pekerjaan masyarakat.
Nasarudin menyatakan, periode sensus wawancara, BPS bakal melakukan pendataan terhadap orang gila (orgil), anak jalanan (anjal), gembel dan pengemis 15 Juli mendatang.
Sensus akan dilakukan malam hari pada satu titik lokasi dimana mereka biasa berkumpul.
Menurut Nasarudin, sensus menyasar anjal dan sebagainya merujuk konsep semua warga harus didata karena terkait data kependudukan di Indonesia.
"Nanti kita hanya mencatat bahwa di sini ada sekian gelandangan dan segala macam,” terangnya.
“Jadi tidak sedetail yang punya data kependudukan. Tetapi setidaknya menggambarkan bahwa di daerah ini ada berapa jumlah orgil, dan lainnya beserta identifikasi tempatnya," tandas dia.