Tribun Bandar Lampung
Kurang 1 Menit Petik Motor, Polisi Tembak Kawanan Pencuri di Minimarket Yos Sudarso
Polsek Telukbetung Selatan terpaksa memberikan tindakan tegas terhadap satu dari dua kawanan pencurian sepeda motor (curanmor).
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Telukbetung Selatan terpaksa memberikan tindakan tegas terhadap satu dari dua kawanan pencurian sepeda motor (curanmor).
Pelaku yang diketahui bernama Hasanudin alias Hasan (39), asal desa Gunung Sugih, Sekampung Udik, Lampung Timur itu terpaksa ditembak kaki kanannya lantaran berusaha melarikan diri saat ditangkap.
Saat diamankan di Mapolsek Telukbetung Selatan, Selasa (9/6/2020), tersangka Hasan mengakui perbuatannya.
Ia menuturkan, bersama rekannya YM (DPO), kawanan curanmor ini beraksi di parkiran minimarket di Jalan Yos Sudarso, Sabtu (6/7/2020) sekitar pukul 06.15 WIB.
"Yang ngambil motor korban YM, saya cuma joki," ujar Hasan, sambil menahan perih akibat kaki kanannya ditembak polisi.
• Polisi Tembak Kawanan Curanmor di Bandar Lampung, 1 Terduga Pelaku Masih Buron
• Warga Tulangbawang Heboh Dengar Suara Dentuman Misterius Mirip Ledakan Bom
• JPU KPK Tuntut Bupati Nonaktif Lampura Agung 10 Tahun Penjara, Raden Syahril 5 Tahun
Setelah berhasil merusak kontak motor korban dengan kunci T, Hasan dan YM langsung meninggalkan lokasi kejadian.
Apesnya, satu dari dua kawanan spesialis curanmor ini berhasil dicegat polisi.
"Motor korban dibawa kabur sama dia, saya yang joki bawa motor YM," katanya.
Aksi kawanan ini pun terbilang cukup cepat. Hasan yang mengaku baru dua kali melakukan pencurian sepeda motor menyatakan, hanya butuh waktu satu menit untuk menggasak motor korban.
Selain beraksi di Jalan Yos Sudarso, Bumi Waras, pria beranak dua ini juga ikut terlibat pencurian sepeda motor di wilayah hukum Polsek Sukarame.
Motor hasil curian tersebut, selanjutnya dijual YM. Hasan mengaku kebagian jatah Rp 1.500.000 sedangkan sisanya dikuasi YM.
Hasan mengaku nekat mengikuti jejak rekannya melakukan pencurian sepeda motor karena desakan ekonomi.
Sebab, hasil bertani jagung diakui tak mampu mencukupi kebutuhan satu istri dan dua anaknya.
"Iya nggak cukup, panen jagung hasilnya nggak seberapa dan itu juga harus nunggu musim panen dulu," katanya.
Menurutnya, selama dua kali beraksi, mereka kerap menyasar parkiran ruko atau minimarket.