Akun Ojol Pemred Teknokra Unila Diretas

Warek III Unila: Kampus Tak Bertanggung Jawab Jika Teknokra Tetap Gelar Diskusi Papua

Unila menegaskan, tidak akan bertanggung jawab jika Teknokra Unila tetap menggelar diskusi virtual bertajuk 'Diskriminasi Rasial terhadap Papua'.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa
Mitha bersama rekannya melakukan pengaduan di Polda Lampung, Kamis (11/6/2020). Warek III Unila: Kampus Tak Bertanggung Jawab Jika Teknokra Tetap Gelar Diskusi Papua. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Universitas Lampung (Unila) menegaskan, tidak akan bertanggung jawab jika Teknokra Unila tetap menggelar diskusi virtual bertajuk 'Diskriminasi Rasial terhadap Papua'.

Hal tersebut disampaikan Warek III Unila Prof Yulianto.

Menurut Yulianto, tema diskusi tersebut tidak tepat dan pas dengan kondisi saat ini.

"Jadi, saya sudah panggil pihak Teknokra dan saya tanya kepada mereka, apa urgensinya menggelar diskusi tersebut?" kata Yulianto, Kamis (11/6/2020).

Sayangnya, Yulianto tidak menjelaskan lebih lanjut, hasil pembicaraannya dengan pihak Teknokra Unila.

 BREAKING NEWS Dapat Order Fiktif Sampai 100 Kali, Pemred Teknokra Unila Lapor Polda Lampung

 Anak Wakil Wali Kota Ditangkap Polisi karena Bawa 0,3 Gram Ganja dalam Kotak Rokok

 Polsek Panjang Amankan 2 Pelaku Pengeroyokan di Rumahnya Masing-masing

 Jelang Pilwakot Bandar Lampung 2020, Golkar Mulai Panaskan Mesin Partai

Yulianto hanya mengimbau, Teknokra Unila menunda diskusi tersebut.

Yulianto pun menegaskan kembali, pihak Unila tidak bertanggung jawab jika nantinya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kalau Teknokra Unila tetap menggelar diskusi tersebut.

"Jadi apapun resikonya pihak kampus tidak bertanggung jawab!" tegas Yulianto.

GoJek Siap Bantu

Pihak gojek menyayangkan peristiwa peretasan yang menimpa salah satu pengguna layanan gojek di Lampung.

Dapat orderan fiktif ojek online 100 kali lebih, Pimpinan Redaksi Teknokra Unila ngadu ke Polda Lampung. Pimpinan Redaksi Teknokra, Mitha Setiani Asih mengatakan teror orderan bodong ini bermula akun ojek online diponsel pintarnya diretas oleh orang yang tak bertanggung jawab.

VP Regional GoJek Indonesia Michael Reza Say mengatakan, gojek berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan dan juga para mitra usaha, termasuk driver gojek.

"Oleh karena itu, kami sangat menyayangkan atas kasus manipulasi psikologis atau social engineering yang terjadi kepada salah satu pengguna layanan gojek," kata Michael, Kamis, 11 Juni 2020.

Michael menuturkan, Tim gojek telah menyelesaikan kejadian tersebut, di mana pelanggan telah menerima beberapa pesanan dari akun lain.

"Kemudian, gojek telah memblokir akun dan mem-blacklist perangkat yang digunakan oleh akun pelaku. Kami telah mengimbau korban, sebagai pelanggan yang merasa dirugikan dengan kejadian ini untuk melapor ke kepolisian," terangnya.

"Untuk itu, gojek siap membantu memberikan informasi pendukung jika terdapat permintaan melalui pihak kepolisian berdasarkan laporan dari pelanggan," imbuhnya.

Michael pun mengingatkan kepada pengguna dan mitra gojek untuk tidak memberikan kode atau informasi rahasia apapun oleh pihak yang mengaku dari gojek.

"Kami mengajak segenap masyarakat untuk saling mengingatkan agar tidak memberikan kode apapun kepada siapapun, karena gojek dan mitra tidak pernah meminta kode apapun lewat cara apapun," tandasnya.

Polda Selidiki

Didampingi oleh LBH Bandar Lampung, Pimum dan Pimred Teknokra Unila baru melakukan pengaduan.

Dapat orderan fiktif ojek online 100 kali lebih, Pimpinan Redaksi Teknokra Unila ngadu ke Polda Lampung. Pimpinan Redaksi Teknokra, Mitha Setiani Asih mengatakan teror orderan bodong ini bermula akun ojek online diponsel pintarnya diretas oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Kodri Ubaidilah, Kepala Duvisi Advokasi LBH Bandar Lampung mengatakan pihaknya sangat mengutuk adanya bentuk intimidasi yang melarang adanya kegiatan diskusi mahasiswa.

"Terhadap laporan dugaan tindak pidana pengancaman atau menakut-nakuti serta peretasan akun ojek online ke Cyber Crime Ditkrimsus Polda Lampung ini jadi pengaduan," ungkapnya, Kamis 11 Juni 2020.

Kata Kodri, dalam kaitannya menakut nakuti Polda Lampung masih berkonsultasi kepada ahli ITE.

"Dan kemudian unsur ini harus memenuhi UU serta syarat psikolog atau psikiater, dan pengaduan sudah dikirim ke Polda tinggal kita tunggu tindak lanjutnya," tandasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra mengatakan, terkait pengaduan tersebut tentunya akan diterima terlebih dahulu.

"Dan akan dilakukan penyelidikan serta pembuktian masuk dalam unsur pidana atau tidak," tandasnya.

Pesan Kaleng Ancaman

Tak hanya pimpinan redaksi Teknokra Unila, Pimpinan Umum Teknokra Unila juga turut mengadukan adanya pesan kaleng ancaman, ke Polda Lampung.

Dapat orderan fiktif ojek online 100 kali lebih, Pimpinan Redaksi Teknokra Unila ngadu ke Polda Lampung. Pimpinan Redaksi Teknokra, Mitha Setiani Asih mengatakan teror orderan bodong ini bermula akun ojek online diponsel pintarnya diretas oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Pimpinan Umum Teknokra Chairul Rahman Arif mengatakan, selain Mitha ia juga mendapatkan surat kaleng dengan nada ancaman.

"Jadi terkait diskusi, kami akan mengadakan Diskusi Diskriminasi Rasial Terhadap Papua, cuma setelah disebar banyak teror yang menyerang Teknokra Unila terutama narahubung dan moderator," sebutnya, Kamis 11 Juni 2020.

Chairul mengatakan, ia menjadi narahubung dalam diskusi ini dan ia mendapatkan ancaman berupa pesan singkat WhatsApp.

"Beberapa dengan melampirkan screen capture data pribadi saya dan ada alamat lengkap saya seperti di e-KTP, dan pesannya, 'hati-hati bro di jalan, jangan bikin diskusi aneh-aneh'," kata mahasiswa Unila ini.

"Ada lagi yang bilang kuliah aja yang benar jangan bikin diskusi aneh-aneh inget orangtua, bahkan dia menyebutkan nama orangtua saya lengkap artinya dia sudah tahu data pribadi saya," imbuh Chairul.

Chairul menambahkan, ia mendapatkan pesan tersebut sekira pukul 21.00 WIB.

"Ada tiga nomor yang menghubungi saya," tandasnya.

Akun Dinonaktifkan

Ditungguin driver gofood di Sekretariat Teknokra, Pimpinan Redaksi Teknora Unila berusaha menonaktifkan akun ojek onlinenya.

Dapat orderan fiktif ojek online 100 kali lebih, Pimpinan Redaksi Teknokra Unila ngadu ke Polda Lampung. Pimpinan Redaksi Teknokra, Mitha Setiani Asih mengatakan teror orderan bodong ini bermula akun ojek online diponsel pintarnya diretas oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Mitha Setiani Asih menuturkan, ia sempat bingung dan kalut lantaran banyaknya driver gofood yang menghubunginya.

"Jadi yang hack itu mesennya banyak ke berbagai titik ada yang di Sekre Teknokra ada yang di Kedaton banyak, hanya beberapa driver aja di Sekre, dan saya di situ," kata Mitha, Kamis 11 Juni 2020.

Mitha mengaku hingga pukul 22.00 WIB, akhirnya ia berhasil menghubungi pihak Call Center ojek online untuk menutup akun gojeknya.

"Nelpon CS ke gojek, katanya nunggu satu jam, terus dinonaktifin baru login lagi, jadi udah enggak lagi, jam sepuluh selesai," tuturnya.

Tak cukup di situ setelah akun gojeknya dihack, akun instagram dan facebook Mitha juga dihack oleh orang tak bertanggung jawab.

"Jam 22.00 semalam juga, tapi jam 1 pagi baru bisa masuk lagi," tandasnya.

Ngadu ke Polda

Dapat orderan fiktif ojek online 100 kali lebih, Pimpinan Redaksi Teknokra Unila ngadu ke Polda Lampung.

Pimpinan Redaksi Teknokra, Mitha Setiani Asih mengatakan teror orderan bodong ini bermula akun ojek online diponsel pintarnya diretas oleh orang yang tak bertanggung jawab.

"Kejadian kemarin (Rabu 10 Juni 2020), akun gojek saya diretas (hack) sekira pukul 19.30 WIB," terang Mitha saat di Mapolda Lampung, Kamis 11 Juni 2020.

Mitha sendiri mengaku mulanya tidak menyadari jika akunnya telah diretas oleh seseorang dengan mendapatkan pesan kode OTP akun ojek online miliknya.

"Mulai dari situ ada pesan-pesan dan ada telepon driver, saya pikir cuma satu orderan, tapi ini malah bertubi-tubi, terus-terusan, ada 100-an kali," kata Mahasiswa Unila ini.

Mitha mengatakan, orderan pertama kirim ketoprak lalu mie ayam dan berbagai makanan.

"Awalnya saya respon, satu dua tiga tapi kok lama-lama capek, saya bingung, saya gak respon lainnya, saya biarin juga gak bayar karena saya gak pesan, dan akun saya dihack," ucapnya.

Mitha pun merasa bahwa kejadian ini disengaja dan terkait diskusi yang akan digelar oleh Teknokra, lantaran saat itu Pimpinan Umum juga mendapatkan pesan acaman serta akun Teknokra diretas.

"Maka kami laporkan ke Polda Lampung," tandasnya.

Dapat orderan fiktif ojek online 100 kali lebih, Pimpinan Redaksi Teknokra Unila ngadu ke Polda Lampung. Pimpinan Redaksi Teknokra, Mitha Setiani Asih mengatakan teror orderan bodong ini bermula akun ojek online diponsel pintarnya diretas oleh orang yang tak bertanggung jawab.(Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved