Berita Nasional

Ratusan Hewan Ternak Mati Diisap Darahnya oleh Makhluk Misterius, Bupati Gelar Sayembara

Ihwal makhluk misterius pengisap darah hewan ternak ini, sudah sampai kepada Bupati Taput Nikson Nababan.

Editor: wakos reza gautama
TRIBUN MEDAN
ternak warga yang dicabik dan diisap darahnya oleh makhluk misterius di Tapanuli Utara 

Kasubbag Humas Polres Taput Aiptu Walpon Baringbingbing membenarkan adanya peristiwa menggegerkan yang membunuh ratusan ekor ternak warga.

"Penemuan bangkai ternak yang dibunuh oleh makhluk misterius tersebut pertama sekali diketahui Saut Simanjuntak, pemilik hewan ternak pada Sabtu 13 Juni 2020 pagi hari," ujar Aiptu Walpon Baringbing, Minggu (21/6/2020).

Menurut dia, yang membuat warga kebingungan adalah bangkai ternak tersebut tidak dimakan sama sekali.

Hanya ada luka di bagian leher ayam dan bebek, sedangkan tubuhnya utuh tidak dimakan. Selain itu, darah hewan ternak itu habis.

Karenanya, tim dari Polres Taput juga turun mengecek ke tempat kejadian perkara (TKP).

Polres Taput mengecek ke tempat kejadian perkara (TKP) hewan ternak mati.
Polres Taput mengecek ke tempat kejadian perkara (TKP) hewan ternak mati. (Tribun Medan)

Peristiwa tersebut pertama sekali terjadi Jumat (12/6/2020) malam, dan diketahui pemiliknya Sabtu pagi.

Saat itu Saut Simanjuntak, pemilik hewan ternak yang mati, masih belum curiga.

Sebab, pada peristiwa pertama hanya beberapa ekor ternak ayam dan bebek yang mati.

Dua hari berselang, peristiwa serupa terjadi lagi. Kali ini, puluhan ekor ayam dan bebek yang berada di kandang mati dengan tanda-tanda yang sama, yakni luka seperti bekas gigitan di leher.

Saut Simanjuntak mulai merasa curiga dengan kejadian tersebut, lalu memberitahukan kepada tetangga dan membuat laporan ke Polsek Siborongborong.

“Dari hasil penyelidikan kita di TKP, memang kita merasa curiga, bahwa kejadian tersebut bukan perbuatan manusia. Lalu kita menyarankan kepada pemilik agar merapikan kandang ternak tersebut, sambil polisi mencari informasi,” kata Aiptu Walpon Baringbing.

Usulan itu dituruti oleh Saut Simanjuntak. Ia membuat kandang baru terbuat dari kawat besi.

Namun, pada Jumat (19/6/2020) pagi, pemilik Saut kembali melaporkan kasus serupa.

Kali ini yang terbunuh satu ekor ternak babi di kandangnya.

"Atas kejadian tersebut, kita sudah melakukan koordinasi dengan BKSDA, agar melakukan penelitian. Karena dengan matinya ternak tersebut kuat dugaan bukan perbuatan manusia, maka selaku ahli dalam hal ini adalah BKSDA. Kita serahkan dulu penelitiannya kepada mereka, dan sejauh ini kita masih menunggu hasilnya," terangnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved