Berita Nasional
Mengaku Hendak Tagih Utang Miliaran Rupiah ke Bupati Berujung Insiden, Anggota DPRD Sempat Lemas
Anggota DPRD Tulungagung, Suharminto menceritakan awal kasus pria mengamuk banting botol bir di pendopo Bupati Tulungagung.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULUNGAGUNG - Anggota DPRD Tulungagung, Suharminto menceritakan awal kasus pria mengamuk banting botol bir di pendopo Bupati Tulungagung.
Akibat kasus tersebut, Suharminto dilaporkan ke polisi.
Menurut Suharminto, ia mendatangi pendopo untuk menagih utang kepada Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo.
Anggota Fraksi PDIP DPRD Tulungagung itu pun menyebut, jumlah utang tersebut mencapai miliaran rupiah.
Berikut, pengakuan lengkap anggota DPRD Tulungagung, Suharminto sebagaimana dilansir Surya.co.id (grup Tribunlampung.co.id) pada Sabtu (27/6/2020).
1. Beri utang miliaran rupiah untuk pemenangan bupati
Suharminto mengaku, selama ini, ia menghindari media.
• Alasan Bupati Tulungagung Tak Laporkan Oknum Anggota DPRD yang Pecahkan Botol Bir di Pendopo
• Gara-gara Utang Tak Kunjung Dibayar, Vina Dihabisi di Mobil yang Melaju di Jalan Tol
• Ratusan Orang Ambil Paksa Jasad Pasien Corona dari Ambulans dan Bawa Pulang Jenazah
• Dokter Selingkuh dengan Teman Kerja hingga Ketahuan Anak, Suami Rela Terima Istri Kembali
TONTON JUGA:
Hal itu supaya masalahnya tidak menjadi besar.
Kepada Surya.co.id (grup Tribunlampung.co.id), ia berkisah, kedatangannya ke pendopo sebenarnya terkait masalah uang.
Saat pencalonan pasangan Syahri Mulyo dan Maryoto Birowo di Pilkada 2018, Suharminto diminta mencari data Rp 6,1 miliar.
"Saat itu, Pak Syahri kan sudah jadi tersangka KPK."
"Saya dimintai tolong sama Mbah To (sebutan untuk Maryoto) untuk mencari dana pemenangan," ungkapnya.
Ketika itu, Suharminto mengaku enggan melakukan permintaan tersebut.
Hal tersebut karena ia meragukan komitmen Maryoto Birowo.
Karena berulang kali mantan Kepala Desa Mojoagung, Kecamatan Ngantru itu dibujuk oleh sejumlah orang internal partainya, ia akhirnya menyetujui permintaan itu.
Namun saat itu, uang yang dimiliki Suharminto tidak sampai Rp 6,1 miliar.
"Akhirnya, saya utang ke koperasi dan bank sebesar Rp 1,475 miliar."
"Mbah To saat itu bilang, kalau jadi bupati kan menutup utangnya mudah," sambung Suharminto.
2. Tanggung bunga puluhan juta rupiah
Pada perkembangannya, pasangan dengan akronim Sahto itu akhirnya menang di Pilkada Kabupaten Tulungagung tahun 2018.
Syahri Mulyo kemudian dihukum KPK.
Sehingga, Maryoto secara definitif menjadi Bupati Tulungagung.
Namun, Suharminto merasa tidak pernah mendapatkan balasan sebagaimana komitmen awal.
Setiap bulan, Suharminto harus membayar bunga pinjaman itu sebesar Rp 21,85 juta.
Kondisi tersebut sudah berjalan selama dua tahun, sejak akhir masa kampanye hingga saat ini.
3. Bantah banting botol bir di pendopo

Insiden di pendopo bermula dari keinginan Suharminto bertemu dengan Maryoto Birowo.
"Saya sudah empat kali berusaha bertemu dengan Mbah To. Dua kali di antaranya, saya datangi rumahnya," ungkap Suharminto.
Suharminto hanya ingin minta kejelasan komitmen Maryoto, terkait utang biaya pemenangan itu.
Apalagi selama ini, dirinya tidak merasa ada bantuan untuk mengangsur pinjaman dan membayar bunganya.
Amarah Suharminto meledak saat tidak bertemu Maryoto di pendopo, pada 29 Mei 2020 malam.
Namun, ia membantah telah melakukan perusakan di pendopo.
Toples yang pecah sebenarnya karena disenggol oleh Yoyok, teman yang ikut serta bersamanya dan dalam kondisi mabuk.
Saat tahu Yoyok memecahkan toples, Suharminto mengaku langsung "down" dan segera mengajak pulang Yoyok.
"Ibarat kata, saat itu, tensi saya sudah mencapai puncak."
"Saat tahu Yoyok memecahkan toples, saya langsung lemas."
"Saya sadar sudah melakukan kesalahan," katanya.
Namun diakuinya, Yoyok sengaja melemparkan botol bir kosong ke arah pendopo.
Kini, Suharminto pasrah menjalani proses hukum di Polres Tulungagung.
Meski pihaknya tetap berharap, ada proses perdamaian dengan Maryoto Birowo.
4. Reaksi bupati

Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan, cerita soal uang yang disinggung Suharminto sangat panjang.
Urusan tersebut masuk ranah pribadi.
"Kalau "fresh money" saya juga tidak pernah terima."
"Saat dia kesulitan, saya pun sudah pernah membantunya," ujar Maryoto Birowo.
Lebih lanjut, Maryoto mengaku tidak pernah berutang sedemikian besar.
Karena itu, Maryoto memilih untuk diam.
Namun, mantan Sekretaris Daerah Tulungagung itu mengaku selalu siap diajak bicara.
"Saya bingung, saya tidak pernah utang segunung nilainya. Sehingga, saya diam saja," sambung Maryoto Birowo.
Maryoto mengaku heran, jika ada orang yang mengaku kesulitan menemuinya.
Sebab, dirinya selalu ada di pendopo dan bisa diajak bicara.
Namun diakui Maryoto, Suharminto tidak mau ke pendopo dengan alasan banyak orang.
"Dia tidak mau ke sini (pendopo) karena ada orang, kan susah saya. Di sini, (selalu) banyak orang," ucap Maryoto.
Maryoto mengaku belum ada komunikasi dengan Suharminto pasca kejadian di pendopo.
Orang nomor satu di Tulungagung itu juga memikirkan perdamaian dengan Suharminto.
5. Kronologi kejadian
Keributan terjadi di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa, pada 29 Mei 2020 malam.
Suharminto yang datang bersama Yoyok marah, karena tidak bisa menemui bupati.
Yoyok kemudian memecahkan toples di ruang tamu pendopo.
Ia juga melemparkan botol bir kosong ke tengah pendopo.
Kasus itu kemudian dilaporkan.
Yoyok telah ditetapkan sebagai tersangka dengan sangkaan perusakan.
Sedangkan, Suharminto juga dilaporkan secara terpisah, dengan tudingan melakukan ancaman pembunuhan.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul PENGAKUAN Lengkap Anggota DPRD Tulungagung Soal Banting Botol Bir: Tagih Utang Miliaran ke Bupati.
TONTON JUGA:
Anggota DPRD Tulungagung, Suharminto mengaku menagih utang miliaran rupiah ke Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo yang berujung insiden banting botol bir di pendopo. (Surya.co.id)