Tribun Bandar Lampung
Kisah Mahasiswa UIN Lampung Dirikan Rumah Ilmu, Siswa Bisa Request Pemateri
Imam Setia, mahasiswa UIN Raden Intan Lampung, mendirikan Rumah Ilmu Common Sense pada Juni 2019.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Imam Setia, mahasiswa UIN Raden Intan Lampung, mendirikan Rumah Ilmu Common Sense pada Juni 2019.
Rumah Ilmu merupakan rumah belajar dan berkarya bagi anak-anak SMA yang ada di daerah Telukbetung Selatan, Bandar Lampung.
Di sana, siswa-siswa SMA bisa belajar seraya berkarya secara gratis.
Imam menuturkan, ide awal menghadirkan Rumah Ilmu karena akses pendidikan di daerah tersebut cukup sulit.
Sementara jika hanya mengandalkan ilmu dari sekolah, maka tidaklah cukup.
• Kisah Ibu di Bandar Lampung Tak Tularkan Covid-19 ke Bayinya meski Beri ASI
• Cerita Didiek Hartantyo Jadi Dirut PT KAI saat Covid-19, Omzet Rp 23 Miliar Anjlok Jadi Rp 300 Juta
• Tergiur Upah Besar, Warga Bumi Waras Bawa Fortuner Berisi Sabu 41 Kg
• Sebelum Perkosa Janda 3 Anak, 2 Pemuda di Pringsewu Sempat Pesta Miras

Setelah melalui dialog dengan sejumlah pihak, ia memutuskan mendirikan Rumah Ilmu dengan menggunakan rumah neneknya yang ada di daerah Telukbetung Selatan.
Selanjutnya, rumah ilmu diberi nama "Common Sense" yang artinya, akal sehat.
Imam mengatakan, Rumah Ilmu bukan sekedar tempat les, namun lebih tepatnya tempat belajar dan berkarya.
Sebab, di sana mereka membuat buku dan membuat film.
Bahkan saat ini sedang membuat film web series tentang kisah rindu.
"Di rumah ilmu ini, salah satu anggota kita sudah membuat buku. Tahun lalu kita juga buat film untuk dilombakan, walaupun kalah. Waktu itu kami masih belajar dan sekarang sedang membuat film web series," tuturnya, Jumat (3/7/2020).
Saat pertama berdiri, Rumah Ilmu hanya memiliki 15 anggota.
Mereka merupakan siswa SMAN 11 dan SMAN 8 Bandar Lampung.
Namun saat ini anggota sudah mencapai 30 orang.
Di tengah pandemi corona ini, proses belajar dan berkarya masih dilakukan melalui online.
Imam membagikan e-book sehingga siswa bisa belajar di rumah masing-masing.
Selanjutnya, mereka presentasi virtual dengan video.
Imam membuat sendiri materi pembelajaran.
Ia membuat materi belajar untuk satu tahun.
"Misal, bulan pertama fokus kepada materi agama, bulan berikutnya apa. Mereka juga bisa bawa materi sekolah untuk didiskusikan di Rumah Ilmu," jelasnya.
Menariknya, para siswa bisa mengajukan atau request pemateri.
Misal, mereka ingin belajar soal psikologi, maka dirinya akan mendatangkan mahasiswa psikologi.
Kegiatan belajar rutin setiap minggu setelah salat asar.
Diawali dengan mengaji, kemudian masuk materi.
Proses belajar selesai pukul 21.00 WIB.
Ia pun mengajak anak-anak lain yang ingin bergabung, agar datang langsung ke Rumah Ilmu di Jalan Tangkuban Perahu No 28 Telukbetung Utara, Bandar Lampung.
Zulfikar, siswa kelas 12 SMAN 11 Bandar Lampung, salah satu anggota Rumah Ilmu, mengaku tertarik dengan kegiatan Rumah Ilmu yang digagas oleh Imam.
Alasannya, ia termasuk tipe orang yang sangat suka belajar dan mencari ilmu.
Apalagi lanjutnya terkait hal-hal terkait pengetahuan dan intelektual.
"Lagipula gratis sih, jadi tidak memberatkan. Soalnya susah cari tempat belajar yang gratis tetapi bermanfaat," kata siswa kelas XII yang juga ketua OSIS SMAN 11 Bandar Lampung ini.
Banyak hal yang ia dapatkan dari Rumah Ilmu ini.
Ia mengaku menjadi lebih paham bagaimana cara belajar yang benar.
"Dan yang lebih bermanfaat bagi saya karena belajar di Rumah Ilmu saya bisa buat novel tiga sekaligus. Alhamdulillah banget karya saya bisa diterbitkan, dan saya berterima kasih kepada Kak Imam dan Rumah Ilmu," kata dia. (Tribunlampung.co.id/hardiansyah kusuma)