Berita Lampung

Cerita Guru Honorer MIN di Bandar Lampung, Bersyukur Mengajar 30 Jam dengan Upah Rp 1 Juta

gadis lulusan sarjana PGMI ini mengaku mengajar hingga 30 jam pelajaran dalam sepekan dengan bayaran Rp 1,1 juta per bula

|
Penulis: Hurri Agusto | Editor: soni yuntavia
Tribun Lampung / Hurri Agusto
BERSYUKUR - Guru Honorer MIN 2 Bandar Lampung Mira Syafika, tetap bersyukur meski harus mengajar 30 jam sepekan dengan bayaran Rp 1,1 juta 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Cerita Mika Syafira, guru honorer yang berdedikasi mencerdaskan anak bangsa di tengah sorotan ketimpangan status dan kesejahteraan pendidik non-ASN di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).

Mengajar di MIN 2 Bandar Lampung, gadis lulusan sarjana pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) ini mengaku mengajar hingga 30 jam pelajaran dalam sepekan dengan bayaran Rp 1,1 juta per bulan.

Dengan gaji yang jauh di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Bandar Lampung ini, Mira harus menyeimbangkan beban kerja yang ditanggung dengan upah yang jauh lebih rendah dibandingkan guru ASN.

"Saya mengajar di sini sejak Januari 2025, sekitar 11 bulan. Saya belum ikut PPG karena belum 2 tahun jadi guru," Ujarnya diwawancara, Kamis (20/11/2025).

Di sekolah ini, Mika ditunjuk sebagai guru kelas yang mengampu mata pelajaran pokok dan beberapa pelajaran tambahan.

Dalam menjalankan profesinya, kesabaran saat mendidik siswa sekolah dasar menjadi tantangan utama bagi Mika.

"Tentu banyak suka dukanya mengajar. Senang dan terhibur kalau bertemu dengan siswa, tapi namanya mengajar anak SD, tantangannya berarti harus sabar," ujar Mika. 

Alih-alih mengeluh dengan kondisinya saat ini, Mika memilih untuk bersyukur. 

Ia mengaku gaji tersebut masih cukup untuk kehidupannya saat ini yang masih berstatus lajang.

"Untuk gaji, Alhamdulillah masih cukup untuk saya sekarang yang masih berstatus lajang," katanya.

Mika bahkan merasa lebih beruntung dibandingkan rekan-rekan guru honorer di sekolah negeri lain. 

"Kalau dari cerita mereka ke saya ya gaji mereka kisaran Rp 350.000 sampai Rp 750.000," ungkapnya. 

Kisah Mika menjadi cerminan nyata dedikasi tinggi guru honorer, di samping mereka masih menggantungkan harapan peningkatan status dan kesejahteraan yang terus diperjuangkan.

Meskipun statusnya masih honorer, Mika Syafira tetap menunjukkan komitmen tinggi terhadap peningkatan kompetensi diri. 

Ia mengaku sudah beberapa kali mengikuti program pelatihan peningkatan mutu, seperti pelatihan media pembelajaran berbasis digital dan pelatihan di Balai Bahasa

Mika Syafira berharap besar pada komitmen pemerintah untuk mengangkat guru honorer seperti dirinya menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), demi kehidupan yang lebih baik.

"Pastinya kita ingin kehidupan yang lebih baik. Semoga ke depan saya bisa dapat kesempatan menjadi ASN," tutup Mika Syafira.

( Tribunlampung.co.id / Hurri Agusto )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved