Pencabulan di Lampung Tengah
Orangtua Berharap Pemerintah Beri Program Khusus Terkait Kesusilaan di Sekolah
Mereka berharap, pemerintah bisa membuat solusi agar anak mengetahui batas kewajaran.
Penulis: syamsiralam | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Syamsir Alam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,TERBANGGIBESAR - Banyaknya kasus seksual yang menimpa anak membuat sejumlah orangtua angkat bicara.
Mereka berharap, pemerintah bisa membuat solusi agar anak mengetahui batas kewajaran.
Menurut para orangtua, pendampingan anak selama di rumah tidak cukup untuk memberikan pemahaman, untuk itu perlu pembelajaran juga dari pihak sekolah khususnya.
"Anak kan banyak waktunya juga di sekolah, banyak bergaul dengan kawan-kawan seusianya, jadi kami juga berharap ada program khusus untuk anak supaya mengerti kesusilaan dan hal-hal yang tidak melanggar norma," kata Erma, salah seorang warga.
• BREAKING NEWS Tak Direstui, 2 Remaja Nekat Lakukan Persetubuhan, Orangtua Sang Gadis Lapor ke Polisi
• 75 Penyidik Polres Pringsewu Dapat Penyuluhan Hukum dari Polda Lampung
• Menag Fachrul Razi Sebut Masjid UIN Raden Intan Lampung Sebagai Simbol Kerukunan
• 25 Kali Kota Bandar Lampung Terendam Banjir, BPBD Ungkap Penyebabnya
Pernyataan tak jauh berbeda dikatakan Hasan orangtua lainnya.
Perkembangan tekhnologi dan telekomunikasi membuat anak sulit untuk dipantau aktivitasnya.
"Terkait anak adalah tanggung jawab semua pihak, tak terkecuali orangtua. Tentu harapan kami tidak ada kasus-kasus kriminalitas yang melibatkan anak sebagai pelaku atau pun korban," harapnya.
Beri Pendampingan
Kondisi tertekan yang dialami D membuatnya harus mendapatkan penanganan psikologis.
Hal itu dilakukan karena D merasa malu untuk bersosialisasi seperti seperti teman sebayanya.
Untuk itu, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lampung Tengah turut memberikan pendampingan, serta melakukan pendekatan psikologi kepada D.
"Saat ini D sedang dalam pendampingan tim LPA Lamteng. Ia mungkin mengalami trauma dan merasa minder untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya seperti semula," kata Ketua LPA Eko Yuono.
Eko melanjutkan, untuk trauma healing D, pihaknya memberikan pelayanan psikolog sampai beberapa hari kedepan agar anak mau berkomunikasi.
"Insya Allah besok D akan kami bawa ke rumah aman di Bandar Lampung. Kami akan melakukan pendekatan supaya anak dapat lebih terbuka dan tidak merasa tertekan akan situasi yang ia hadapi," ujarnya.