Tribun Bandar Lampung
Pemprov Lampung Akan Gandeng Akademisi Cetak Lahan Sawah Baru
Pemprov Lampung melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura mengupayakan agar Lampung bisa mendapatkan cetak lahan sawah baru.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Bayu Saputra
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) mengupayakan agar Lampung bisa mendapatkan cetak lahan sawah baru.
Hal tersebut disampaikan oleh Kadis Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung Kusnardi, Jumat (21/8/2020).
Guna mengupayakan agar bisa terealisasi cetak lahan sawah baru, pihaknya berencana akan menggandeng serta berkolaborasi dengan para akademisi.
"Kita akan berkolaborasi dengan para akademisi baik Polinela, Unila dan tim pengairan untuk bisa merealisasikan cetak sawah baru tersebut," katanya.
• Pemprov Lampung Minta Kabupaten/Kota Sinergi Tingkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak
• Pembangunan Flyover Sultan Agung Diminta Dihentikan Sementara, Herman HN: Itu Jalan Daerah
• Satu Pasien Terkonfirmasi Covid-19 Asal Way Kanan Dinyatakan Sembuh
• Dongkel Pintu Warung, Warga Way Kanan Gasak Puluhan Bungkus Rokok hingga Gitar
Cetak lahan sawah baru itu memang ada ketentuannya, untuk daerah irigasi yang kurang dari 1.000 hektar itu kabupaten dan kota yang membuatnya.
Sedangkan untuk daerah irigasi 3.000 hektar itu pengerjaannya dari provinsi, diatas 3.000 hektar itu pemerintah pusat kewenangannya.
Diakuinya bahwa setiap pembuatan cetak lahan sawah baru sangat mahal.
Karena ada bendungan dan irigasinya, hingga saluran dan investasinya juga sangatluar biasa.
"Saya yakin pak Gubernur dengan pergaulannya (diplomasi) akan ada titik terang untuk pembiayaan cetak sawah baru tersebut," paparnya.
Seperti Kabupaten Pesbar dan Tanggamus, keduanya daerah tersebut memang tidak ada sungai besarnya.
"Memang tidak ketemu, makanya dipetakan kedua kabupaten tersebut untuk dilakukan cetak sawah tersebut," imbuhnya.
Semuanya perlu adanya analisis mulai dari topografinya hingga sumber airnya.
"Jadi kedua daerah tersebut tak ada luas lahannya, makanya kita petakan potensi bisa cetak sawah," katanya.
Jika sudah dipetakan dan ditotalkan, maka dibuatkan rancangan kasar dan diajukan ke pusat yang bisa melebihi 3.000 meter lahan tersebut
Karena daerah irigasi itu akan digabungkan menjadi 1 dari banyak sungai, sehingga 3.000 hektar dibiayai oleh pusat.
Sampai saat ini stafnya sudah menganalisisnya, termasuk apakah cocok potensi wilayahnya tersebut.(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)