Tribun Metro

Harga Jual Gabah Basah di Kota Metro Turun, Hama Tikus Masih Krusial Dialami Petani

Sejumlah petani di Kota Metro, mengeluhkan turunnya harga jual gabah basah pada musim panen gadu ketiga tahun 2020.

Penulis: Indra Simanjuntak | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Indra Simanjuntak
Petani di Yosodadi Metro Timur, Kota Metro, mulai panen musim gadu ketiga. Harga Jual Gabah Basah di Kota Metro Turun, Hama Tikus Masih Krusial Dialami Petani. (Tribunlampung.co.id/Indra Simanjuntak) 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Indra Simanjuntak

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, METRO - Sejumlah petani di Kota Metro, mengeluhkan turunnya harga jual gabah basah pada musim panen gadu ketiga tahun 2020.

"Harga gabah turun, sekarang kita kami jual Rp 3.700 per kilogram."

"Sudah harga turun, hasil panen juga lagi enggak bagus sekarang ini," ungkap Mbah Jo, salah seorang petani di Yosodadi, Metro Timur, Kota Metro, Kamis (5/11/2020).

Dijelaskannya, jika gabah diproses untuk menjadi beras juga tidak maksimal, karena hasil panen yang jelek.

"Jadi kalau digiling, misal dalam 100 kilogram gabah itu hanya dapat 45 kilogram beras. Banyak yang pecah-pecah," imbuh Mbah Jo.

Baca juga: Harga Gabah dan Beras di Lampung Turun Selama Oktober 2020

Baca juga: RSUD Ahmad Yani Kota Metro Layani Tes Kejiwaan Bagi CPNS yang Lulus

Hal senada juga diungkapkan Mardianto, petani lainnya.

Selain harga gabah turun, kata Mardianto, musim tanam kali ini terserang hama tikus, sehingga berdampak pada hasil yang tidak maksimal.

"Tikus itu disemprot tetap ada, dibakar sarang tikusnya juga tetap ada."

"Kalau sawah yang ada di pinggir jalan biasanya tidak ada tikus, karena sering dilalui kendaraan."

"Tapi kalau sawah kita yang di dalam, di ujung, tikusnya banyak," keluh Mardianto.

Mardianto berharap, harga gabah basah tak turun drastis, seiring dengan hasil panen yang tidak maksimal.

Sehingga, para petani tidak merugi terlalu banyak.

Mardianto juga berharap, ada bantuan pupuk dari pemerintah.

Wali Kota Metro Achmad Pairin menegaskan, akan meminta Dinas Pertanian Kota Metro untuk menindaklanjuti keluhan petani, terkait turunnya harga gabah basah itu.

"Saya belum cek berapa harga gabah sekarang. Kalau tidak salah Rp 4.000 per kilogram."

"Tapi kan tergantung kualitasnya. Saya terima masukannya, nanti kami teruskan ke dinas," ucap Achmad Pairin.

Banyak Faktor

Di sisi lain, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro mengakui, jika harga gabah basah pada musim panen gadu ketiga, turun.

Kepala DKP3 Kota Metro Hery Wiratno menjelaskan, normalnya harga gabah basah panen mencapai Rp 4.300 ke atas.

Namun, hasil pantauan di lapangan, saat ini terjual sekitar Rp 3.700 hingga Rp 4.100 per kilogram (kg).

Sementara untuk harga gabah kering simpan (GKS) saat ini pada kisaran Rp 4.500 per kg dan gabah kering giling mencapai Rp 5.200 per kg.

Hery menilai, harga gabah turun pada musim gadu karena sejumlah faktor.

Pertama terkait cuaca, kemudian kebutuhan pangan di masa pandemi Covid-19 agak berkurang, yang berimbas pada penjualan di pasar.

"Jadi memang ada beberapa faktor. Mulai dari cuaca, penjualan, termasuk hama."

"Memang betul sekarang hama tikus yang banyak dilaporkan, karena bisa menyebabkan gagal panen," imbuh Hery Wiratno, Kamis (5/11/2020).

Ia menjelaskan, hama tikus mengakibatkan batang padi coklat atau kering, sehingga hasil panen tidak maksimal.

Namun demikian, secara keseluruhan panen musim gadu tahun ini cukup berhasil.

"Memang ada kendala, tapi kita termasuk berhasil. Karena persentase hasil panen di atas 80 persen."

"Nah, untuk panen gagal itu masuk asuransi jika kerugiannya sampai 80 persen. Tapi kalau masih 50 persen, itu belum mendapat asuransi gagal panen," tuntas Hery Wiratno.

(Tribunlampung.co.id/Indra Simanjuntak)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved