Berita Nasional
Dijuluki 'Jenderal Y', Napi Pasok Bahan buat Pabrik Pembuatan Sabu Rumahan di NTB
Polisi membongkar pabrik pembuat sabu di sebuah rumah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Napi berjuluk 'Jenderal Y' ditangkap.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LOMBOK TIMUR - Polisi membongkar pabrik pembuat sabu di sebuah rumah di Desa Pringgasela Induk, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Polisi juga menangkap penyuplai bahan pembuatan sabu berinisial Y, yang ternyata penghuni satu lapas di NTB.
Oleh komplotannya, Y memiliki julukan 'Jenderal Y'.
Ia menyuplai bahan pembuatan sabu dari Malaysia.
Baca juga: Polisi Tangkap Napi yang Dipanggil Jenderal, Aktor Jaringan Narkoba yang Diburu Interpol
Baca juga: Jenderal Polisi Dijebloskan Penjara, Irjen Napoleon Bonaparte Sebut Ada Dalangnya
Baca juga: Chord Gitar Lagu Closure Pamungkas, Lirik Lagu Closure
"Dari hasil pengembangan penangkapan SS, kemudian kami menghubungi pihak lapas, dan dengan mengambil tindakan mengamankan salah satu napi binaan yang namanya 'Jenderal' Y," kata Direktur Resnarkoba Polda NTB Kombes Helmi Kwarta Kusuma, saat jumpa pers, Minggu (23/11/2020).
Penangkapan Y bermula dari polisi yang membongkar pabrik pembuat sabu di sebuah rumah di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Helmi Kwarta Kusuma mengatakan, Y divonis 10 tahun penjara karena kasus narkoba.
Selain itu, Y juga pernah merampok di luar negeri, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, serta pernah menjadi buronan Interpol.
Mantan guru ngaji
Sebelumnya diberitakan, Polda NTB menggerebek sebuah rumah di Desa Pringgasela Induk, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang digunakan sebagai tempat produksi narkoba jenis sabu, Sabtu (21/11/2020).
Dari lokasi pabrik pembuat sabu tersebut, Direktorat Reserse Narkoba Polda NTB menangkap SS (45) yang merupakan pemilik rumah.
Pengungkapan kasus tersebut berawal dari pengembangan penangkapan delapan tersangka di wilayah Kelurahan Pancor, Lombok Timur.
Mereka mengaku memperoleh barang dari SS.
Dari hasil penyelidikan, produksi sabu rumahan itu dimulai sekitar sebulan yang lalu.
SS ternyata mantan guru ngaji.
SS diketahui adalah warga Kecematan Pringgasela, Lombok Timur.
Baca juga: Momen Kapolda Metro Jaya Muhammad Fadil Imran Temui Anies Baswedan di Balai Kota
Baca juga: Saat Bayi Dikasih Susu Campur Narkoba, Bocah 8 Tahun Kerap Mencuri Lalu Hasilnya Dikasih Teman
"Dia itu dulu ngajar ngaji. Abis itu, setelah jadi bandar narkoba, setoplah dia ngajar ngaji," kata Helmi Kwarta Kusuma pada TribunLombok, Senin (23/11/2020).
Menurut Helmi, oleh sesama bandar dan pengedar, SS dipanggil sebagai ustaz.
Perbuatan yang dilakukan SS tentu sangat disesalkan.
Namun, menurut Helmi, peredaran narkoba saat ini memang tidak kenal jenis pekerjaan dan profesi.
Seperti halnya, SS yang pernah menjadi guru mengaji justru tergiur menjadi bandar narkoba.
Helmi mengatakan, keuntungan transaksi barang haram itu memang menggiurkan.
"Siapa yang tidak tergoda jadi bandar narkoba kalau uangnya banyak," katanya.
Menurut Helmi, SS tergiur dengan keuntungan besar yang tiba-tiba didapatkan dari penjualan sabu tersebut.
Hal itu kemudian membuat SS nekat memilih jalan pintas.
"Dapat uang banyak, lupa dia," kata Helmi Kwarta.
Selain membuat pabrik sabu di rumahnya, SS selama ini juga merupakan bandar narkoba.
Untuk menjalankan bisnis haram pabrik sabu rumahan, SS punya mentor pribadi.
Mentornya tidak lain adalah seorang narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Mataram yang biasa mereka panggil "Jenderal Y".
“Jenderal perannya mengontrol, ustaz (SS) membuat, dan yang lain-lainnya menjadi pengedarnya,” sebut Helmi Kwarta Kusuma.
Ia menambahkan, punya latar belakang sebagai ustaz, hal itu memuluskan kejahatan SS.
Warga tidak ada yang curiga dengan perbuatannya.
Tetapi di dalam rumahnya, SS diam-diam memproduksi sabu.
“Dia mendapat bayaran Rp 100 juta dari Jenderal Y,” ungkapnya.
Jaringan bandar dan pabrik sabu rumahan ini digerebek Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (21/11/2020).
SS ditangkap bersama 9 orang lainnya, baik yang berperan sebagai pengedar, bandar, kurir, dan pengendali pembuatan narkoba.
Baca juga: Pria Datangi Rumah Mantan Istri Malam-malam, Satu Korban Ditemukan Tewas Bersimbah Darah
Baca juga: Terusik dengan Sebutan Chaplin yang Biayai Kepulangan Habib Rizieq, Jusuf Kalla Buka Suara
Artikel ini telah tayang di Tribunlombok.com dengan judul Guru Ngaji di Lombok Timur Tergiur Buat Pabrik Sabu Karena Untung Banyak dan Kompas.com dengan judul Selain Penyuplai Sabu, "Jenderal" Y Pernah Merampok di Beberapa Negara dan Jadi Buronan Interpol