Lampung Utara
Akses Jembatan Rusak, Warga Gunung Gijul Terpaksa Bopong Motor hingga ke Seberang Sungai
Warga terpaksa harus menyeberangi sungai. Bahkan jika ada kendaraan, harus dibopong hingga ke seberang sungai.
Penulis: anung bayuardi | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG UTARA - Sarana dan prasarana di suatu wilayah sangatlah mutlak diperlukan bagi masyarakat.
Terlebih jalan atau jembatan yang kerap kali mengalami kerusakan atau berubang luput perhatian dari pemerintah.
Terlebih saat musim penghujan, suatu wilayah mengalami banjir, akses jalan yang terputus akibat jembatan tidak ada.
Seperti dialami warga Desa Gunung Gijul, kecamatan Abung Tengah.
• Pemkab Pringsewu Gelontorkan Rp 2,6 M Tuntaskan Jembatan Panggungrejo-Mataram
• Akhirnya 2 Kampung di Bandar Lampung Ini Terhubung dengan Jembatan Sumbangan PT KAI
Mereka harus bersabar ketika akan bekerja.
Sebab jembatan tersebut yang sebelumnya telah rusak, kini tidak bisa dipakai.
Warga terpaksa harus menyeberangi sungai.
Bahkan jika ada kendaraan, harus dibopong hingga ke seberang sungai.
Hal ini diungkapkan Dian Anggraini warga Desa Gunung Gijul, kecamatan Abung Tengah, Lampung Utara.
Di tempatnya, warga yang akan menyebrang ke desa lainnya, di musim penghujan harus melewati sungai.
Karena tidak ada jembatan penghubung.
Akibat derasnya aliran sungai, motor yang dikendarai warga terpaksa harus digotong oleh sejumlah orang yang diketahui merupakan warga desa tersebut.
Selain itu, putusnya jembatan penghubung utama Desa Gununggijul, menyulitkan warga dalam beraktivitas.
“Jembatan tidak ada, motor terpaksa dibopong warga,” jelas Dia, Rabu 10 Februari 2021.
Meskipun sudah hampir empat tahun jembatan terputus, warga yang berada di kawasan paling hulu Kecamatan tersebut masih harus bersabar.