Lampung Selatan

Kain Tapis Yuhanna di Lampung Selatan Pernah Dibeli Orang Jepang

Lebih dari 30 tahun Yuhanna yang tinggal di Desa Palembapang, Kalianda, Lampung Selatan menggeluti pembuatan kain tapis Lampung.

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Dedi
Kain tapis produksi H Yuhanna, Desa Palebapang Kalianda. Kain Tapis Yuhanna di Lampung Selatan Pernah Dibeli Orang Jepang 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN – Lebih dari 30 tahun Yuhanna yang tinggal di Desa Palembapang, Kalianda, Lampung Selatan menggeluti pembuatan kain tapis Lampung.

Dirinya membentuk sanggar tapis Muakhi.

Kepada Tribunlampung.co.id, Yuhanna mengatakan, dirinya sudah menekuni kerajinan kain tapis sejak tahun 1990.

Pada awalnya, kata dia, ia senang mengkoleksi dengan kain tapis.

Baca juga: Kisah Warga Lampung Koleksi Tapis Berusia 400 Tahun, Levi: Dulu Kain Dipakai Para Raja

Baca juga: Cerita PNS yang Jadi Instruktur Pembuatan Tapis di Lapas Lampung

Kemudian, Yuhanna pun menekuni pembuatan kain tapis.

Dirinya juga melibatkan pengrajin lainnya di Palembapang dan juga beberapa daerah lainnya, seperti dari wilayah Kecamatan Palas dan Penengahan serta Bakauheni.

Setiap bulan, setidanya ada 5-8 kain tapis yang terjual.

Biasanya untuk pembeli dari wilayah Kalianda dan sekitarnya.

“Kalau sekarang 5 perbulan tetap bisa laku. Kalau biasanya bisa lebih,” ujarnya kepada Tribunlampung.co.id sembari memperlihatkan kain tapis produksinya.

Pembeli kain tapi dari Yuhanna ini, tidak hanya dari Lampung.

Baca juga: Pemkab Lampung Selatan Tunggu Kepastian Pemprov Soal Pelantikan Paslon Terpilih

Baca juga: Kerap Sebabkan Kecelakaan, Lubang di Jalinsum Lampung Selatan, Dikeluhkan Pengguna Jalan

Tetapi juga dari Bandung, Jakarta dan juga Sulawesi.

Justru menurut dirinya, pesanan cukup banyak dari Makassar.

“Biasanya dari Sulawesi ini via online. Barangnya kita kiri via pos. Cukup banyak peminatnya,” kata Yuhanna.

Bahkan kain tapis produksi dirinya, juga ada yang dibeli oleh orang Jepang.

Untuk harga, kain tapi produksi dirinya kisaran dari Rp 600 ribu hingga Rp 4 juta.

Ia pun kerap pula diajak untuk ikut pameran ke beberapa daerah, seperti ke Palembang, Padang, Yogyakarta dan Jakarta.

Dirinya bahkan pernah ikut pameran ke Brunei Darussalam.

Tidak hanya kain tapis, Yuhanna juga memproduksi kaligrafi tapis, topi khas Lampung dan beberapa aksesoris dari kain tapis.

Untuk bahan kain dan benang, biasanya ia membeli dari Bandar Lampung.

Kendala saat ini, ujarnya, lebih kepada pengrajin.

Baca juga: Langkah Politik Antoni Imam Setelah Gagal di Pilkada Lampung Selatan 2020

Baca juga: Sidang Lanjutan Kasus Fee Proyek Lampung Selatan Dilanjut Kamis 25 Februari 2021

Kini tidak banyak para kaum muda yang ingin belajar menyulam/menenun tapis.

“Kendala saat ini untuk pengrajin. Sekarang sulit untuk mendapatkan tenaga untuk menyulam/menenun kain tapis. Anak-anak muda sekarang lebih memilih bekerja di perusahaan di Jakarta,” terang dirinya.

( Tribunlampung.co.id / Dedi Sutomo )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved