Bandar Lampung
Kisah Warga Lampung Koleksi Tapis Berusia 400 Tahun, Levi: Dulu Kain Dipakai Para Raja
Kain Tapis ini telah berusia 400 tahun dan merupakan kain Tapis tertua di Provinsi Lampung.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Levi Feronika, salah satu warga Lampung yang suka mengoleksi barang-barang kuno.
Salah satu koleksi barang antiknya adalah Kain Tapis Inuh.
Kain Tapis ini telah berusia 400 tahun dan merupakan kain Tapis tertua di Provinsi Lampung.
Levi menyimpan Kain Tapis Inuh ini di tokonya di Jalan Jenderal Sudirman Bandar Lampung.
Baca juga: Cerita PNS yang Jadi Instruktur Pembuatan Tapis di Lapas Lampung
Baca juga: Bertahan di Tengah Pandemi, Pengrajin Sepatu dan Tas Tapis di Kalianda Terkendala Pembelian Bahan
Kain Tapis itu dipajangnya bersama koleksi barang-barang kuno lainnya miliknya.
Wanita berhijab ini menceritakan, kain Tapis Inuh itu dibeli almarhum suaminya dari Krui dengan harga Rp 60 juta pada tahun 2001 atau 2002.
Kain itu awalnya diinformasikan oleh seorang nenek-nenek dari Krui kepada mereka.
Saat diperlihatkan kainnya, ia dan almarhum suaminya langsung tahu kalau itu adalah kain tapis kuno.
Akhirnya, sang suami datang ke Krui membeli kain tersebut.
Namun saat akan membeli, alangkah kagetnya mereka karena kain Tapis itu ternyata digunakan sebagai tempat ayam bertelur.
Baca juga: DPD Demokrat Lampung Minta Semua Pihak Hormati Putusan Bawaslu Terkait Sengketa TSM
Baca juga: Prakiraan Cuaca Lampung Hari Ini, Hujan Sore dan Malam Hari
"Mungkin karena orang-orang di sana belum paham, kalau itu adalah kain tapis Inuh berusia 400 tahun, yang dulunya sering digunakan raja-raja," tutur Levi.
Setelah membeli kain tersebut, ia dan suami membawanya ke toko mereka yang ada di Jalan Teuku Umar.
Toko sempat ditutup pada 2007 dan kain itu disimpan di rumah kakak Levi.
Sekitar delapan tahun lalu, kain dibawa ke tokonya yang ada di Jalan Jenderal Sudirman.