Berita Terkini Nasional

Kondisi Terkini Kawasan Malioboro Jogja Lumpuh, Pedagang: Nunggu Mukjizat Allah

kawasan Jalan Malioboro beberapa pekan terakhir nyaris lumpuh total karena aktivitas transaksi ekonomi hampir tak terjadi.

(TRIBUNJOGJA.COM / Yuwantoro Winduajie)
Kondisi kawasan Malioboro Yogyakarta di tengah penerapan PPKM Level 3-4, Kamis (22/7/2021). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, YOGYA - Kondisi terkini kawasan wisata Mailoboro Yogyakarta setelah pemerlakuan PPKM darurat dan perpanjangan PPKM level 4 tampak lengang. 

Pantauan di lapangan, kawasan Jalan Malioboro beberapa pekan terakhir nyaris lumpuh total karena aktivitas transaksi ekonomi hampir tak terjadi.

Puncaknya, kondisi sulit itu dirasakan setelah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM Level 4.

Para pedagang dan pemilik toko di kawasan Jalan Malioboro sudah tidak sanggup bertahan untuk menyelamatkan bisnisnya di tengah badai pandemi Covid-19.

Sebagian dari mereka menjual tempat usahanya karena selama pandemi berlangsung pemasukan pengusaha pertokoan itu berkurang drastis.

Akhir pekan yang biasanya menjadi puncak keramaian di kawasan tersebut, pada Minggu (25/7/2021) sore ini keriuahan wisatawan itu seolah ditanggalkan oleh pemiliknya.

Baca juga: PPKM di Bandar Lampung, Omzet Tempat Wisata Anjlok 100 Persen

Papan penanda jalan Malioboro yang setiap saat diburu para wisatawan menjadi saksi bisu betapa pandemi Covid-19 mematikan aktivitas ekonomi di kawasan wisata belanja tersebut.

Di sudut lain, sebuah toko yang cukup besar terpampang spanduk besar bertuliskan 'Dijual Cepat Murah'.

Salah satu pemilik toko sekaligus pedagang yang berhasil diwawancara Tribun Jogja, Nan Kumar (59) mengatakan, pergerakan ekonomi di kawasan Jalan Malioboro sangat parah.

Selama tiga minggu yang lalu atau tepatnya penerapan PPKM Darurat dan hingga saat ini masuk hari terakhir PPKM Level 4 menjadi krisis paling kronis selama ia berjualan di pertokoan ring satu Kota Yogyakarta itu.

"Kondisinya parahnya luar biasa. Kami pegawai banyak, pegawai kasihan, sementara mau dikasih gaji juga kami tidak ada pemasukan. Kena PPKM ini gak boleh jualan," katanya, kepada Tribun Jogja, Minggu (25/7/2021).

Baca juga: Mensos Risma Murka Dana Bansos Sembako Disunat

Nan Kumar lebih memilih pasrah dan menyerahkan semua kesulitan itu kepada Tuhan, daripada harus menyalahkan pemerintah ketika memberlakukan kebijakan yang berdampak terhadap bisnisnya.

"Apa boleh buat, ini kan di luar kendali manusia. Dari pada Covid-19 merejalela," ungkapnya.

Kendati demikian, ia mengira bahwa kebijakan pembatasan kegiatan oleh pemerintah hanya berlangsung selama dua pekan, dan setelah itu keadaan akan pulih kembali.

Ternyata tak disangka, persebaran virus itu justru semakin meluas dan banyak orang yang terpapar sehingga angka kasus positif Covid-19 terus naik.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved