Muktamar NU
Pemilihan Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Sebut Banyak Pengurus Wilayah dan Cabang Inginkan Regenerasi
Kandidat calon ketua umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang juga Katib Aam PBNU mengungkapkan jika NU butuh regenerasi.
Menurutnya, siapa saja boleh mengusulkan nama-nama sebagai calon kandidat ketua umum.
Namun, jelas dia, ada syarat minimal dukungan untuk bisa ditetapkan sebagai calon ketua umum.
"Minimal 99 suara. Siapa saja yang mencapai 99 suara atau lebih dari 99 suara itu yang masuk calon Ketum," jelas Nuh.
"Yang dapat 99 suara tadi itu kemudian diminta untuk musyawarah di antara mereka," imbuhnya.
Namun demikian, jika dalam musyawarah tidak ditemukan keputusan siapa yang akan menjadi Ketua PBNU, cara selanjutnya adalah dikonsultasikan kepada Rais Aam.
"Apakah si A saja atau si B saja yang mau maju. Kalau misalnya di antara kandidat itu belum dapat mufakatnya, maka itu dikonsultasikan ke Rais Aam terpilih. Terserah Rais Aam terpilih nanti kalau merekomendasikannya satu, dua atau tiga, itu terserah Rais Aamnya. Kalau Rais Aam sudah memberikan persetujuannya," sambungnya.
Jika calonnya lebih satu, kata Nuh, maka baru akan dilakukan voting.
"Siapa yang dapat suara terbanyak dari situ ya itu yang akan menjadi Ketum. Itu sudah disepakati semua," pungkas Nuh.
Empat Nama Calon Kuat PBNU
Empat nama bakal calon Ketua Umum PBNU digadang bakal maju mengikuti pemilihan pada Muktamar ke-34 NU.
Keempatnya yakni, KH Prof Dr KH Said Aqil Siradj, KH Dr As'ad Said Ali, KH Yahya Cholil Staquf, dan KH Marzuki Mustamar.
Said Aqil adalah petahana yang menjabat dua periode pada dua kali pemilihan, yakni 2010-2015 dan 2015-2020.
Sedangkan Yahya Cholil Staquf merupakan Khatib Aam PBNU yang juga saudara kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Ayahnya, Cholil Bisri merupakan salah satu tokoh yang mendirikan NU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Marzuki Mustamar adalah pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Gasek, Malang, Jawa Timur.